LONDON. Menurut British Retail Consortium (BRC), asosiasi ritel di Inggris menyatakan, penjualan ritel pada November mencapai titik terendah dalam enam bulan terakhir. Ini lantaran ramalan ekonomi global yang melambat membuat warga Inggris mengurangi pengeluaran. Omzet toko-toko di Inggris yang didata mengalami penurunan 1,6% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Penurunan penjualan terbesar terjadi sejak Mei 2011. Produk yang paling terasa penurunan penjualannya adalah pakaian musim dingin dan alas kaki. BRC bilang, ketidakpastian masa depan pekerjaan dan gaji mereka membuat warga lebih memilih menabung. Warga Inggris dihinggapi ketidakpastian setelah pemerintah Inggris mengumumkan paket penghematan anggaran pada minggu lalu. Pemerintah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, dengan akan mengurangi pekerja pemerintahan sebanyak 700.000 lapangan pekerjaan dalam enam tahun ke depan. Bahkan the Organization for Economic Cooperation and Development menyatakan, Inggris mungkin sudah berada di dalam resesi ekonomi. "Orang-orang serius dalam mengetatkan pengeluaran mereka, meskipun Natal sudah dekat," ujar Stephen Robertson, Direktur Umum BRC. BRC juga melaporkan, dalam tiga bulan terakhir hingga November, penjualan makanan tertentu naik 1,5%. Sementara penjualan non-makanan luruh 2,1%.
BRC: Penjualan ritel November di Inggris terendah dalam 6 bulan
LONDON. Menurut British Retail Consortium (BRC), asosiasi ritel di Inggris menyatakan, penjualan ritel pada November mencapai titik terendah dalam enam bulan terakhir. Ini lantaran ramalan ekonomi global yang melambat membuat warga Inggris mengurangi pengeluaran. Omzet toko-toko di Inggris yang didata mengalami penurunan 1,6% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Penurunan penjualan terbesar terjadi sejak Mei 2011. Produk yang paling terasa penurunan penjualannya adalah pakaian musim dingin dan alas kaki. BRC bilang, ketidakpastian masa depan pekerjaan dan gaji mereka membuat warga lebih memilih menabung. Warga Inggris dihinggapi ketidakpastian setelah pemerintah Inggris mengumumkan paket penghematan anggaran pada minggu lalu. Pemerintah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, dengan akan mengurangi pekerja pemerintahan sebanyak 700.000 lapangan pekerjaan dalam enam tahun ke depan. Bahkan the Organization for Economic Cooperation and Development menyatakan, Inggris mungkin sudah berada di dalam resesi ekonomi. "Orang-orang serius dalam mengetatkan pengeluaran mereka, meskipun Natal sudah dekat," ujar Stephen Robertson, Direktur Umum BRC. BRC juga melaporkan, dalam tiga bulan terakhir hingga November, penjualan makanan tertentu naik 1,5%. Sementara penjualan non-makanan luruh 2,1%.