KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pukulan yang mendera PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) merembet ke barisan saham lain milik taipan Prajogo Pangestu. Lalu tekanan ini ikut menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke bawah level 7.000. IHSG terjun 151,64 poin atau ambles 2,14% ke level 6.947,67 pada perdagangan Rabu (5/6). Lima saham Prajogo Pangestu kompak terkapar. BREN kembali menapaki level auto rejection bawah, ambruk 10% ke posisi Rp 7.425 per saham. Penurunan tersebut tak lepas dari sentimen gagalnya BREN masuk ke dalam FTSE Global Equity Index. Imbas dari terjerumusnya BREN ke papan pemantauan khusus yang harus diperdagangkan dengan mekanisme full call auction.
Bagai efek domino, saudara sekandung BREN, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) ikut terjun sedalam 9,90% ke harga Rp 8.650. Induk BREN dan TPIA, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terseret turun 8,61% ke posisi Rp 955 per saham. Ketiganya kompak menjadi saham laggard atawa pemberat IHSG. Portofolio Prajogo Pangestu lainnya, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) ikut merosot 8,21% ke harga Rp 7.550. Anak usahanya, PT Petrosea Tbk (PTRO) mengekor dengan pelemahan 4,63% ke area Rp 7.725 per saham. Baca Juga: Terjun 2,14%, IHSG Masih Rawan Koreksi pada Kamis (6/6) Tapi, tekanan tak hanya datang dari saham-saham Prajogo Pangestu. Sederet saham big caps lain ikut terperosok dan membebani IHSG. Seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan dengan bobot yang jumbo, pergerakan saham Grup Barito berdampak signifikan terhadap perubahan IHSG. "Penurunan yang terjadi pada saham BREN dan kawan-kawannya akan berimbas terhadap pelemahan IHSG," kata Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (5/6). Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mengamini. Apalagi, saham big caps lain terutama big bank masih dilanda tekanan jual. Situasi ini membuka peluang IHSG terkoreksi semakin dalam. Baca Juga: Jumlah Saham di Papan Pemantauan Khusus FCA BEI Bertambah Sejak Diluncurkan Daniel memprediksi, IHSG bisa melemah ke bawah level 6.900 pada bulan Juni ini. Sementara itu, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat IHSG berpotensi menuju area support 6.886 jika tak bisa kembali merangsek ke level 7.000. William menaksir, volatilitas pasar akan tinggi selama BREN masih diperdagangkan dengan skema full call auction di papan pemantauan khusus. Dus, goncangan IHSG masih rawan terjadi setidaknya hingga tiga pekan ke depan. William memandang, pelemahan pada saham BREN akan menyeret saham Prajogo Pangestu lainnya. Hal ini wajar terjadi pada saham-saham dari grup konglomerasi. "Akan sejalan, kalau satu runtuh, bisa mengajak yang lainnya. Istilahnya itu naik bareng, turun bareng," kata William. Baca Juga: Sejak Masuk FCA, Kapitalisasi Pasar Barito Renewables (BREN) Hangus Rp 511,66 Triliun