Brexit bisa lenyapkan merger & akuisisi US$ 1,6 T



NEW YORK. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) alias Brexit, tak hanya menggoyang ekonomi dunia. Baker & McKenzie’s Global Transactions Forecast memperkirakan, Brexit berpotensi menghapus transaksi merger dan akuisisi (M&A) senilai US$ 1,6 triliun di masa depan.

Laporan terbaru Baker & McKenzie’s menyatakan, Brexit memunculkan ketidakpastian politik dan pasar. Situasi ini memukul rencana investasi dan kepercayaan diri para pebisnis.

Dengan proyeksi pertumbuhan Inggris dipangkas setengah menjadi 1,1% pada 2017, volume merger pun bakal terimbas negatif. Volume merger diperkirakan turun US$ 240 miliar dalam tempo lima tahun mendatang.

Sejatinya, transaksi merger dan akuisisi global telah susut 16% menjadi US$ 1,5 triliun di semester I tahun ini, ketimbang periode sama di 2015. Meski demikian, sejumlah transaksi M&A masih menghiasi bursa global.

Sejak Brexit, transaksi M&A yang melibatkan perusahaan Eropa tercatat sebesar US$ 103 miliar. Angka ini termasuk  aksi SoftBank Group Corp mencaplok ARM Holdings Plc senilai US$ 32 miliar.

Ada pula konglomerasi consumer good Danone yang tengah memproses akuisisi terhadap WhiteWave Foods Co. Tim Gee, Analis Baker & McKenzie memprediksi, transaksi M&A di Inggris akan tetap marak di masa depan.

Tapi, nilai transaksinya tidak akan setinggi tahun-tahun sebelumnya. “London akan tetap menjadi markas keuangan, hukum dan ahli ekonomi," ujar Gee seperti dilansir Bloomberg, Senin (25/7).

Hitungan Gee, transaksi M&A bakal melesu dalam tempo sekitar dua tahun. Setelah itu, transaksi M&A berpotensi tumbuh kencang seperti sedia kala.

Catatan saja, dalam laporan tahun 2015, Baker & McKenzie meramal, keluarnya Yunani dari kawasan euro berpotensi melenyapkan transaksi M&A senilai US$ 1,4 triliun. Tahun 2017, khusus untuk zona euro, Baker & McKenzie meneropong, pertumbuhan ekonomi yang melambat akan menurunkan nilai transaksi M&A hingga 40%.

Sejak Brexit, sejumlah perusahaan Inggris menjadi target akuisisi korporasi global seiring dengan melemahnya poundsterling pasca Brexit. Selain SoftBank, ada Mastercard yang membeli perusahaan jaringan mesin ATM asal Inggris, Vocalink.

Editor: Yudho Winarto