KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga oleh Bank of England (BOE) tak cukup untuk menopang pergerakan poundsterling terhadap euro. Sepertinya, pasar masih kecewa dengan pernyataan gubernur Mark Carney yang memberikan sinyal dovish pada kondisi perbankan negara Ratu Elizabeth II ini. Apalagi, negosiasi Brexit membuat pasar skeptis. "Dilema BOE adalah, fundamental ekonomi masih suram apalagi karena efek Brexit, apalagi lemahnya pound bisa picu tuntutan kenaikan gaji dan mengancam inflasi," jelas Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11). Menurut Wahyu, dalam beberapa hari terakhir, sebelum rapat BOE, posisi poundsterling sangat kuat karena antisipasi hawkish dan kenaikan suku bunga. Namun, pasar malah dikecewakan oleh pernyataan gubernur Carney yang tidak memberikan kepastian untuk kenaikan suku bunga berikutnya.
Brexit jadi titik lemah sterling di hadapan euro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga oleh Bank of England (BOE) tak cukup untuk menopang pergerakan poundsterling terhadap euro. Sepertinya, pasar masih kecewa dengan pernyataan gubernur Mark Carney yang memberikan sinyal dovish pada kondisi perbankan negara Ratu Elizabeth II ini. Apalagi, negosiasi Brexit membuat pasar skeptis. "Dilema BOE adalah, fundamental ekonomi masih suram apalagi karena efek Brexit, apalagi lemahnya pound bisa picu tuntutan kenaikan gaji dan mengancam inflasi," jelas Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11). Menurut Wahyu, dalam beberapa hari terakhir, sebelum rapat BOE, posisi poundsterling sangat kuat karena antisipasi hawkish dan kenaikan suku bunga. Namun, pasar malah dikecewakan oleh pernyataan gubernur Carney yang tidak memberikan kepastian untuk kenaikan suku bunga berikutnya.