KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) atau dikenal Brexit, pergerakan pasangan kurs GBP/USD berpotensi mengalami
rebound pada perdagangan Jumat (24/1). Ditambah lagi, pergerakan poundsterling cenderung tertekan, tampak dari perdagangan Kamis (23/1) di mana pasangan GBP/USD turun 0,14% ke level 1,3124.
Baca Juga: Finex Berjangka: Buy untuk pasangan EUR/JPY Analis PT Rifan Financindo Berjangka Sakti Dirgantara menjelaskan, pergerakan pasangan GBP/USD turun dari level tertinggi selama sepuluh hari terakhir. Hal ini dipicu adanya aksi
profit taking para investor seiring kuatnya permintaan akan aset
safe-haven yang melemahkan poundsterling. "Pasangan GBP/USD tertekan di tengah fundamental yang kuat pasca dukungan House of Lords terhadap Brexit Withdrawal Agreement Bill (WAB) Boris Johnson," ungkap Sakti kepada Kontan, Kamis (23/1). Meskipun begitu, bayangan akan
hard Brexit muncul oleh pernyataan Ketua Uni Eropa Von der Leyen yang menyatakan bahwa akses Inggris ke pasar tunggal akan melemah jika tidak terus menandatangani aturan Uni Eropa setelah Brexit.
Kepala Uni Eropa juga menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan akan dimulai pada Februari mendatang, menyusul spekulasi bahwa akan ada penundaan lebih lanjut hingga Maret.
Baca Juga: Rilis data ekonomi Jerman bantu euro menekuk dolar AS Sementara itu, dollar AS bergerak naik terhadap beberapa rival mata uang lain pada perdagangan hari Kamis (23/1), khususnya setelah data perumahan positif memperkuat harapan bahwa ekonomi AS akan tetap meningkat. National Association of Realtors (NAR) mencatat penjualan rumah lama AS naik sebesar 3,6% ke tingkat tahunan 5,54 juta, sekaligus jadi yang terkuat sejak Februari 2018.
Editor: Tendi Mahadi