LONDON. Kabar akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit/British Exit), kali ini membuat produsen kendaraan roda empat, khususnya Toyota Motor Corp angkat bicara. Produsen mobil terbesar di dunia itu menyatakan Brexit bisa memicu tambahan pungutan 10 persen, untuk mobil yang diproduksi di Inggris Raya. Mengutip Bloomberg, Rabu (22/6/2016), di dalam pernyataan tertulis yang ditujukan kepada karyawannya, Toyota menyatakan Brexit bakal membuat Toyota untuk memotong biaya atau membuat mobil yang lebih mahal, sehingga bisa merusak penjualan. Lebih dari itu, hampir 90 persen mobil Toyota yang dibuat di Inggris diekspor, dan tiga-perempat dari angka tersebut dijual di Uni Eropa. “Kelanjutan Keanggotaan Inggris dari Uni Eropa merupakan yang terbaik untuk operasi dan daya saing jangka panjang kami. Kami juga akan menghadapi tantangan bisnis yang signifikan, sebagai hasil dari keputusan untuk menarik diri dari Uni Eropa,” kata pihak Toyota dalam surat yang ditandatangani oleh dua eksekutif dari unit manufaktur Inggris, bersama dengan perwakilan serikat pekerja.
“Brexit” memicu harga mobil Toyota meroket
LONDON. Kabar akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit/British Exit), kali ini membuat produsen kendaraan roda empat, khususnya Toyota Motor Corp angkat bicara. Produsen mobil terbesar di dunia itu menyatakan Brexit bisa memicu tambahan pungutan 10 persen, untuk mobil yang diproduksi di Inggris Raya. Mengutip Bloomberg, Rabu (22/6/2016), di dalam pernyataan tertulis yang ditujukan kepada karyawannya, Toyota menyatakan Brexit bakal membuat Toyota untuk memotong biaya atau membuat mobil yang lebih mahal, sehingga bisa merusak penjualan. Lebih dari itu, hampir 90 persen mobil Toyota yang dibuat di Inggris diekspor, dan tiga-perempat dari angka tersebut dijual di Uni Eropa. “Kelanjutan Keanggotaan Inggris dari Uni Eropa merupakan yang terbaik untuk operasi dan daya saing jangka panjang kami. Kami juga akan menghadapi tantangan bisnis yang signifikan, sebagai hasil dari keputusan untuk menarik diri dari Uni Eropa,” kata pihak Toyota dalam surat yang ditandatangani oleh dua eksekutif dari unit manufaktur Inggris, bersama dengan perwakilan serikat pekerja.