Brexit mengancam sektor properti London



LABILNYA perekonomian Inggris pasca Brexit masih berlanjut. Kali ini, kekhawatiran tersebut menyerang sektor properti di London.

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/6) UOB untuk sementara waktu akan menunda pinjaman untuk pembelian properti di London. Hal ini didasarkan pada kondisi ketidakpastian yang terjadi di Inggris pasca referendum Brexit pekan lalu.

“Kami perlu memastikan bahwa setiap nasabah kami sadar dan waspada dengan keadaan investasi properti miliknya di London,” seperti e-mail resmi yang dilayangkan oleh UOB dan dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/6).


UOB memutuskan untuk memantau keadaan pasar secara intensif dan akan menilai secara teratur kapan pinjaman untuk properti di London bisa kembali normal seperti sedia kala.

Sebagai gambaran keputusan warga Inggris untuk meninggalkan keanggotaan Uni Eropa berujung pada hilangnya sekitar US$ 4 triliun saham global dari Inggris. Itu memberikan prediksi harga properti di Inggris akan merosot tajam karena para pembeli asing akan menahan pembeliannya untuk sementara waktu.

Sementara bank lainnya seperti DBS Group Holdings Ltd dan Oversea-Chinese Banking Group Corp mengatakan mereka akan tetap memberikan tawaran finansial bagi sektor properti di London. Walau memang kedua bank ini juga meminta para nasabahnya bersikap hati-hati.

“Bagi nasabah yang mau membeli properti di London, kami akan menyarankan untuk nasabah mengamati kondisi yang ada sebelum berkomitmen untuk membeli. Salah satunya dengan mempertimbangkan nilai tukar dan risiko global,” kata Tok Geok Pong, DBS's Executive Director of Secured Lending, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/6).

 DBS memang memberikan pilihan bagi para nasabahnya untuk melakukan pinjaman dalam poundsterling ataupun Singapore dollar.

Editor: Yudho Winarto