BRG dorong restorasi gambut lewat kearifan lokal di daerah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead menyebut gagasan untuk menjaga kelestarian alam dalam pembangunan harus dijaga. Gagasan itu Nazir ucapkan saat mengunjungi Kampung Pachas, Distrik Muting, Kabupaten Merauke, Papua. 

“Kemampuan membangun kampung, distrik, dengan alam sekitar itu sungguh bukan main,” kata Nazir. 

Nazir mengatakan menjaga kelestarian alam dibutuhkan karena melihat bencana dan krisis iklim. Nazir menyebut, kerusakan lingkungan muncul karena adanya keserakahan manusia. Sehingga, alam yang menjadi sumber kehidupannya dibuat rusak. 


Baca Juga: Dukung program green fuel, PTPN V perkuat produktivitas petani sawit

Dia berharap Tanah Papua ini dapat menjadi contoh. “Di Tanah Papua, bapak dan ibu sudah punya cara hidup yang bijak, ini yang ingin tetap kita jaga,” ucap dia. 

Menurut Nazir, BRG dalam melaksanakan program restorasi juga mengedepankan kearifan lokal dan mengedepankan potensi yang ada. Salah satunya adalah produksi abon ikan gabus. “Semoga (ikan gabus) bisa dimanfaatkan secara baik dan dipanen secara sustainable, diolah memberi hasil yang tinggi,” kata dia. 

Pengembangan produk abon ikan gabus merupakan hasil Kerja sama BRG dan Kitong Bisa dalam rangka revitalisasi ekonomi masyarakat.  Produk unggulan yang dikembangkan, selain abon ikan gabus juga ada kue sagu dan sei babi. Kitong Bisa tidak hanya meningkatkan kemampuan, namun juga bertugas memasarkan produk yang dihasilkan sampai ke pasar di pulau Jawa. 

Program pendampingan ini diharapkan bisa membuka cakrawala warga mengenai potensi desa dan bermanfaat bagi peningkatan ekonomi.  

Baca Juga: Kampanye hitam sawit di Papua bisa hambat investasi dan kesejahteraan masyarakat

Billy menyampaikan kerja sama antara BRG dan Kitong Bisa diharapkan bisa menjadi percontohan bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia. “Bahwa tentunya kerja sama pemerintah daerah dan masyarakat yang membuat bahwa semua ini bisa terjadi,” ujar pria bernama asli Gracia Josaphay J. Mambrasar itu.

Selanjutnya: Kadin ikut membenahi sektor fundamental pertanian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi