BRGM dorong inovasi dalam restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono hari ini melantik dan mengambil sumpah jabatan 15 Kepala Kelompok Kerja  dan 13 Kepala Sub Kelompok Kerja di Gedung Krida Bakti, Jakarta.

Pada saat pelantikan, Kepala BRGM menyampaikan pada periode sebelumnya banyak capaian restorasi gambut yang patut diteruskan. Karena itu perlu konsolidasi kegiatan yang efektif. Selain itu, tugas rehabilitasi mangrove juga memerlukan kerja keras. Karena itu kepada pejabat yang baru dilantik, beliau berpesan untuk dapat berpikir kreatif dan terus membuat inovasi dalam menjalankan tugas. 

Cara kreatif dan inovasi ini penting karena percepatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove yang tertuang dalam Perpres 120 tahun 2020 merupakan kegiatan terbesar di dunia.  Selain itu, kedua ekosistem ini juga memainkan peranan penting dalam pengendalian iklim dunia. 


Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) raih penghargaan Green Elite untuk penurunan emisi korporasi

BRGM tidak hanya melakukan pemulihan ekologi saja, namun menempatkan masyarakat sebagai aktor penting dalam kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.  

Untuk mencapai target restorasi gambut seluas 1,2 juta hektar dan target rehabilitasi mangrove 600.000 hektar, BRGM juga perlu menyinergikan program dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti kementerian sektoral, pemerintah daerah tingkat provinsi/kabupaten/desa, perguruan tinggi dan LSM, baik nasional dan internasional. 

“Kita tidak dapat bekerja sendiri, kita perlu melakukan sinergi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan. Karena itu para pejabat BRGM harus siap menjalankan koordinasi dan bertindak sinergis,” kata Hartono dalam keterangannya, Jumat (30/4).

Melihat komposisi Kapokja yang dilantik hari ini, Kepala BRGM optimis roda organisasi BRGM akan mendukung pelaksanaan tugas yang diamanatkan Presiden dalam memfasilitasi percepatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove sampai tahun 2024.

Selanjutnya: Pembangunan infrastruktur tata kelola sampah dinilai mandek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi