KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital banking yang dilakukan oleh PT Bank Agroniaga Tbk (AGRO) akan mengubah model bisnis persero. Bank yang baru saja berganti nama menjadi Bank Raya ini akan menghilangkan produk kredit menengah. Lalu bank akan fokus pada pinjaman digital dengan plafon maksimal Rp 1 miliar dengan tenor maksimal 12 bulan. Direktur Keuangan dan Operasional AGRO Arif Wicaksono mengakui langkah ini akan berdampak secara sementara pada buku bank.
AGRO Chart by TradingView Rasio pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) naik dari 2,55% menjadi 3,48%. Bank bersandi saham AGRO ini mencatatkan penurunan aset 2,98% yoy dari Rp 26,18 triliun menjadi Rp 25,4 triliun per Juni 2021. Sedangkan kredit turun 4,29% yoy dari Rp 19,19 triliun menjadi menjadi Rp 18,36 triliun. Adapun dana pihak ketiga juga turun 4,82% yoy dari Rp 21,06 triliun menjadi Rp 20,05 triliun pada paruh pertama 2021. Penurunan kinerja ini, seiring penyelarasan transformasi digital. Lantaran bank akan fokus menyasar kredit dengan nominal yang lebih kecil namun jumlah debitur lebih banyak. Sedangkan kualitas aset terus membaik, terbukti bank mampu menekan rasio non performing loan (NPL) dari 8,34% di Juni 2020 menjadi 4,59% di paruh pertama 2021. Bank juga terus menumpuk pencadangan tercermin dari NPL Coverage di level 128,47% di Juni 2021 dibandingkan posisi yang sama tahun di posisi 80,49%. Kualitas dana bank diupayakan terus membaik, tergambar dari rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) naik dari 15,45% di Juni 2020 menjadi 26,35% di enam bulan pertama 2021. Sedangkan modal inti bank di Juni 2021 sebesar Rp 4,21 triliun dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di posisi 24,90%. Sedangkan posisi yang sama tahun lalu modal inti AGRO sebesar Rp 4,13 triliun dengan CAR di level 23,21%. Editor: Herlina Kartika Dewi