JAKARTA Sebentar lagi, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akan menjadi pemilik mayoritas saham PT Bank Agroniaga Tbk. Direktur Utama Bank Agroniaga Kemas M. Arief mengatakan, proses akuisisi BRI terhadap Bank Agro akan segera rampung. "Prosesnya tinggal sedikit lagi," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (25/4). Sayang, Kemas belum bisa menjelaskan jumlah maupun nilai saham yang akan dilepas ke BRI. "Saat ini, proses memang masih membahas jumlah dan harga saham. Itu yang belum diputuskan. Tetapi, BRI akan menjadi pemegang saham mayoritas," katanya. Kemas memberikan kisaran bahwa BRI akan menguasai antara 50%-75% saham Bank Agro. "Tapi, itu masih dalam tahap pembahasan. Belum diputuskan," terang Kemas.
Di lain pihak, pemerintah juga telah memastikan bahwa BRI akan masuk sebagai pemegang saham Bank Agro. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengungkapkan, saat ini proses akuisisi itu tinggal tersisa 10% saja. "Yang dapat kami simpulkan saat ini, BRI jadi mengakuisisi Bank Agro. Itu sudah definitif. Urusan yuridis-formal memang belum. Tapi, sudah di ujung penyelesaian," terang Mustafa akhir pekan lalu di Jakarta. Sama seperti Kemas, Mustafa juga belum dapat menjelaskan dengan detail besaran saham Bank Agro yang akan dilepas ke BRI. Yang jelas, lanjutnya, meskipun dibeli BRI, nama Bank Agro tidak akan berubah. Senada dengan Mustafa, Deputi Kementerian Negara BUMN Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Soeprapto pun belum dapat memastikan bahwa proses akuisisi ini sudah final. "Sebab, ini murni aksi korporasi, bukan kerjasama antar-BUMN seperti Bank Mandiri ketika membeli Bank Sinar Harapan Bali," katanya. Parikesit hanya memberikan informasi bahwa proses akuisisi tersebut akan diajukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BRI yang akan dilaksanakan pada Mei nanti. "Jadi, ini aksi korporasi BRI membeli bank swasta," tegasnya. Ke depan, BRI akan lebih mengarahkan Bank Agro ke sektor agribisnis. "Dengan mempertahankan entitas Bank Agro, kami berharap Bank Agro bisa menambah poin strategis bagi BRI dalam menggarap sektor agribisnis," beber Mustafa. Selain akan menambah ekspansi bisnis BRI di bidang agribisnis, sebenarnya ada beberapa alasan sehingga proses akuisisi Bank Agro berlangsung. Kemas bilang, proses penjualan saham Bank Agro ini terkait dengan peraturan investasi dana pensiun.
Sebelum proses akuisisi oleh BRI, Bank Agro dimiliki oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun). Nah, di pasal 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 Tentang Dana Pensiun tertulis, investasi lembaga dana pensiun berupa penempatan saham langsung pada saham tidak boleh melebihi 25% dari total investasi. Meski demikian Kemas meyakinkan, sebagai pemegang saham, Dana Pensiun Perkebunan tidak akan keluar sepenuhnya dari Bank Agro. "Dapenbun tetap akan menjadi pemegang saham di Bank Agro," tutur Kemas. Akhir Maret lalu, Sofyan Basir, Direktur Utama BRI menyatakan, ia menargetkan menyelesaikan akuisisi Bank Agro di kuartal III-2010. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.