JAKARTA. Tingkat penggunaan dana simpanan masyarakat untuk kredit di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mencapai 92,01% di periode kuartal I lalu. Lebih tinggi dibanding loan to deposit ratio (LDR) kuartal I-2013 yang sebesar 89,62%, BRI membantah mengalami pengetatan likuiditas. Achmad Baiquni, Direktur Keuangan BRI mengakui, LDR perusahaan memang sudah mencapai batas atas tingkat LDR yang sehat. Namun hal ini tak menjadi masalah mengingat rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI masih bagus terjaga di level 18,27%. "Jadi tidak perlu menambah bayar Giro Wajib Minimum (GWM) kepada Bank Indonesia (BI)," kata Baiquni di Jakarta, belum lama ini.Namun Baiquni mengakui, walau bagaimanapun, BRI tidak akan menurunkan tingkat pertumbuhan kredit agar lebih rendah dibanding pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Saat ini, pertumbuhan kredit BRI sebesar 19,70%, lebih besar dibanding pertumbuhan DPK sebesar 16,60%. "Lebih baik kami terus mendongkrak perolehan DPK, terutama dana murah giro dan tabungan," ujar Baiquni.Untuk mendongkrak current account saving account (CASA) tahun ini, BRI tak lagi mengandalkan pemberian hadiah. Melainkan lebih meningkatkan pelayanan di jaringan kantor cabang BRI, termasuk inovasi BRI melalui Teras Kapal BRI 4 unit yang akan dimulai tahun ini.Berdasarkan laporan keuangan akhir Kuartal I 2014 lalu, total kredit BRI tumbuh dari Rp 361,26 triliun di Kuartal I 2013 menjadi Rp 432,44 triliun. Sementara DPK meningkat dari Rp 403,09 triliun di Kuartal I 2013 menjadi Rp 470,02 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60% DPK di akhir Maret lalu merupakan CASA.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BRI bantah mengalami pengetatan likuiditas
JAKARTA. Tingkat penggunaan dana simpanan masyarakat untuk kredit di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mencapai 92,01% di periode kuartal I lalu. Lebih tinggi dibanding loan to deposit ratio (LDR) kuartal I-2013 yang sebesar 89,62%, BRI membantah mengalami pengetatan likuiditas. Achmad Baiquni, Direktur Keuangan BRI mengakui, LDR perusahaan memang sudah mencapai batas atas tingkat LDR yang sehat. Namun hal ini tak menjadi masalah mengingat rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI masih bagus terjaga di level 18,27%. "Jadi tidak perlu menambah bayar Giro Wajib Minimum (GWM) kepada Bank Indonesia (BI)," kata Baiquni di Jakarta, belum lama ini.Namun Baiquni mengakui, walau bagaimanapun, BRI tidak akan menurunkan tingkat pertumbuhan kredit agar lebih rendah dibanding pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Saat ini, pertumbuhan kredit BRI sebesar 19,70%, lebih besar dibanding pertumbuhan DPK sebesar 16,60%. "Lebih baik kami terus mendongkrak perolehan DPK, terutama dana murah giro dan tabungan," ujar Baiquni.Untuk mendongkrak current account saving account (CASA) tahun ini, BRI tak lagi mengandalkan pemberian hadiah. Melainkan lebih meningkatkan pelayanan di jaringan kantor cabang BRI, termasuk inovasi BRI melalui Teras Kapal BRI 4 unit yang akan dimulai tahun ini.Berdasarkan laporan keuangan akhir Kuartal I 2014 lalu, total kredit BRI tumbuh dari Rp 361,26 triliun di Kuartal I 2013 menjadi Rp 432,44 triliun. Sementara DPK meningkat dari Rp 403,09 triliun di Kuartal I 2013 menjadi Rp 470,02 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60% DPK di akhir Maret lalu merupakan CASA.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News