JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan, pihaknya bersih dari keterlibatan dalam dugaan kasus suap pengadaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik Diebold Inc, perusahaan asal Ohio, Amerika Serikat. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengungkapkan, sudah sejak tahun 2005, BRI tidak lagi menggunakan jasa Diebold Inc baik melalui Diebold Indonesia untuk pengadaan mesin ATM bank pelat merah ini. Dia bilang, dalam melakukan pengadaan mesin ATM, BRI juga mempertimbangkan mengenai penilaian teknis, harga, maupun service. "Kami sudah lama tidak menggunakan jasa Diebold. Pengadaan mesin ATM dari Diebold pasti sebelum tahun 2005. Mudah-mudahan kami selamat dari (kasus) ini," ujar Sofyan di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (23/10). Karena itu, Sofyan mengaku siap, jika sewaktu-waktu pengawas industri perbankan dalam hal ini Bank Indonesia melakukan pemanggilan sekaligus untuk meminta audit BRI. Menurutnya, hal itu harus dilakukan oleh BI, agar dugaan kasus tindakan suap pengadaan mesin ATM dapat diselesaikan dengan baik. "Silakan (BI memanggil BRI). Itu harus, supaya semuanya clear," ucap Sofyan. Sofyan menjelaskan, industri perbankan tidak terlepas dari penggunaan teknologi, seperti mesin ATM. Oleh krn itu, pemahaman dalam bidang teknologi harus dikuasai industri perbankan Indonesia dengan baik.
BRI bantah terlibat suap pengadaan ATM Diebold
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan, pihaknya bersih dari keterlibatan dalam dugaan kasus suap pengadaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik Diebold Inc, perusahaan asal Ohio, Amerika Serikat. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengungkapkan, sudah sejak tahun 2005, BRI tidak lagi menggunakan jasa Diebold Inc baik melalui Diebold Indonesia untuk pengadaan mesin ATM bank pelat merah ini. Dia bilang, dalam melakukan pengadaan mesin ATM, BRI juga mempertimbangkan mengenai penilaian teknis, harga, maupun service. "Kami sudah lama tidak menggunakan jasa Diebold. Pengadaan mesin ATM dari Diebold pasti sebelum tahun 2005. Mudah-mudahan kami selamat dari (kasus) ini," ujar Sofyan di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (23/10). Karena itu, Sofyan mengaku siap, jika sewaktu-waktu pengawas industri perbankan dalam hal ini Bank Indonesia melakukan pemanggilan sekaligus untuk meminta audit BRI. Menurutnya, hal itu harus dilakukan oleh BI, agar dugaan kasus tindakan suap pengadaan mesin ATM dapat diselesaikan dengan baik. "Silakan (BI memanggil BRI). Itu harus, supaya semuanya clear," ucap Sofyan. Sofyan menjelaskan, industri perbankan tidak terlepas dari penggunaan teknologi, seperti mesin ATM. Oleh krn itu, pemahaman dalam bidang teknologi harus dikuasai industri perbankan Indonesia dengan baik.