KONTAN.CO.ID - Salah satu langkah pertanian berkelanjutan dalam menjaga ketahanan pangan adalah
urban farming dan budi daya tanaman hidroponik. Tanaman hidroponik mulai berkembang karena penggunaan air yang efisien, lahan yang minimalis, dan hasil panen lebih cepat. Satu wilayah yang menerapkan pengembangan dan budi daya tanaman hidroponik adalah Kampung Hijau Kemuning yang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Curug, Kelurahan Binong, Kabupaten Tangerang. Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Hijau Kemuning, Widi mengungkapkan bahwa budi daya tanaman hidroponik yang dilakukan warga Kampung Kemuning lahir karena inisiatif warga untuk memiliki lingkungan yang bersih dan hijau.
"Karena meski lahan yang ada di Kampung Hijau Kemuning itu sempit, dengan inisiatif tersebut, kami bisa mewujudkan lingkungan yang bersih, indah, rapi, dan hijau," ungkapnya.
Baca Juga: Belanja di SOGO Bisa Dapat Potongan Harga hingga Rp850.000 dari BRI Widi menuturkan, KWT memanfaatkan salah satu fasilitas umum serta lahan kosong di lingkungannya guna dimanfaatkan untuk berkebun. Kemudian, KWT Kampung Hijau Kemuning menanam tanaman obat-obatan keluarga (toga), sayuran, kunyit, dan bunga telang guna menunjang ketahanan pangan warga sekitar. “Ada juga
greenhouse untuk hidroponik, kemudian rambatan untuk menanam berbagai macam sayuran seperti oyong dan bunga telang yang dapat dimanfaatkan untuk produk-produk Kampung Hijau Kemuning," ungkapnya. Widi pun menjelaskan, dengan berbagai hasil dari tanaman hidroponik, warga Kampung Hijau Kemuning bisa mendapatkan penghasilan sekaligus memberi manfaat yang besar bagi warga sekitar. Hasil pengolahan tanaman hidroponik ini selanjutnya diolah untuk produk minuman kemasan alami pencegah penyakit, seperti temulawak, kunyit asem, wedang jahe, empon-empon, beras kencur dan ekstrak jahe merah. "Kami pun bisa menjual sayuran dan dari penanaman kunyit serta bunga telang, juga bisa dimanfaatkan untuk produk minuman tradisional, yakni kunyit asam dan teh bunga telang. Hasil dari jualan tersebut juga kami manfaatkan untuk pembelian bibit tanaman,” ungkapnya. Untuk pemasaran, masyarakat umum dapat membeli produk-produk hasil olahan Kampung Hijau Kemuning melalui instagram @hijaukemuning, ataupun membeli secara langsung ke lokasi. Pertanian berkelanjutan yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning ini juga tak lepas dari andil BRI melalui program BRInita (BRI Bertani di Kota). Dalam program ini, BRI menyalurkan bantuan
urban farming berupa infrastruktur seperti rumah tanaman atau
green house. Tidak hanya pada bantuan infrastruktur, BRI turut membina anggota KWT melalui pelatihan pengelolaan
urban farming dengan menggandeng tenaga ahli/instansi terkait serta melakukan
monitoring kegiatan
urban farming dan mengembangkan hasil pertanian agar mampu menambah nilai ekonomis produk. “Kami juga mendapatkan pelatihan untuk pengemasan produk-produk hasil tanaman dan membuat jenis kemasan yang tepat untuk masing-masing hasil panen”, imbuh Widi.
Pada kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan, BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. Program BRInita menjadi merupakan salah komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.
Baca Juga: Bayar Parkir Lebih Praktis, Tinggal Scan QRIS Pakai BRImo dari BRI “Program ini tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik di Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini secara kontinyu terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat. Kisah inspiratif yang ditunjukkan oleh KWT Kampung Hijau Kemuning diharapkan dapat ditiru oleh kelompok-kelompok lainnya” tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ridwal Prima Gozal