KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan dalam rangka pembentukan
holding ultra mikro yang melibatkan perseroan dengan pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani atau PNM. Bank pelat merah ini akan melakukan
rights issue sebanyak-banyaknya 28,67 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Itu setara sebanyak-banyaknya 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. BBRI akan mengimbreng sebanyak 6,24 juta saham seri B atau mewakili 99,9% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Pegadaian. BBRI juga menginbrengkan 3,79 juta saham seri B atau mewakili 99,9% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PNM.
Baca Juga: Bisnis hilirisasi jadi katalis positif, ini rekomendasi Samuel Sekuritas untuk PTBA Melalui rencana inbreng, BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada Pegadaian dan PNM. Dengan kepemilikan saham mayoritas tersebut, laporan keuangan Pegadaian dan PNM akan terkondolidasikan dengan laporan keuangan BBRI. Hal ini akan meningkatkan pendapatan konsolidasian di masa mendatang. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menilai, jika melihat strategi dari
right issue tersebut, maka rencana ini dinilai dapat berdampak baik bagi jangka panjang. Hal tersebut mengacu pada kekuatan BBRI pada segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dinilai menjadi lebih kuat setelah pembentukan
holding tersebut. “Selain aset yang mengalami kenaikan, likuiditas saham dari BBRI juga berpotensi lebih menarik untuk diperdagangkan bagi investor ke depannya,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Kamis (17/6). Okie bilang, penentuan harga pelaksanaan dari
right issue tersebut tentu akan menunggu valuasi dari PNM dan juga Pegadaian. Namun, jika mengacu pada harga rata-rata 90 hari dan nilai buku dari BBRI, Okie memproyeksikan
rights issue tersebut berada pada 1,5 hingga 2 kali nilai buku, atau berada pada harga Rp 2.400-Rp 3.220.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) bagikan dividen Rp 54 miliar, catat jadwalnya Okie melihat, harga BBRI terdapat kecenderungan untuk menurun, melihat harga pelaksanaan
rights issue yang berpotensi berada di bawah harga pasar.
Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia yakni Handiman Soetoyo, Hariyanto Wijaya, dan Rizkia Darmawan mengatakan, menurut penilai independen, ekuitas Pegadaian per Maret 2021 sebesar Rp 25,5 triliun yang jika divaluasikan sebesar Rp48,7 triliun, atau memiliki
price to book value (PBV) 1,9 kali. Sedangkan PMN memiliki ekuitas Rp 5,8 triliun yang divaluasikan sebesar Rp 6,1 triliun atau dengan PBV 1,1 kali. Secara keseluruhan, kedua perusahaan tersebut bernilai Rp 54,8 triliun, menyiratkan PBV campuran sebesar 1,7 kali.