BRI dan BCA utamakan struktur, bukan total aset



JAKARTA. Hingga kuartal ketiga tahun ini, kinerja bank umum masih mengalami perlambatan, seiring dengan pelemahan ekonomi nasional. Namun demikian, bank kelas kakap masih bisa menggenjot pertumbuhan aset tinggi. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, misalnya. Pada kuartal ketiga ini, aset bank pelat merah bersama dengan entitas anaknya itu mencapai Rp 802,2 triliun atau tumbuh 13,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Struktur aset lebih penting bagi kami. Jadi, bukan sekadar aset tumbuh tinggi. Bisnis intinya pun harus tumbuh, yaitu kredit. Total aset tidak menjadi prioritas kami. Itu yang sedang dikejar," ujar Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI kepada KONTAN, Selasa (3/11). Haru sendiri belum bisa memastikan apakah BRI bisa menyalip posisi Bank Mandiri sebagai bank dengan aset terbesar. Yang pasti, sampai akhir tahun nanti, BRI mengejar pertumbuhan kredit di kisaran 10% - 13%. Dengan posisi aset saat ini, BRI otomatis duduk di peringkat kedua sebagai bank terbesar di Tanah Air, setelah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk pada urutan tiga. Bank swasta nomor wahid ini membukukan aset sebesar Rp 584,4 triliun atau meningkat 8,7% jika dibandingkan dengan September 2014 lalu. Berdasarkan laporan keuangan BCA, peningkatan aset, di antaranya berasal dari pertumbuhan bisnis BCA. Penyaluran kredit perseroan tercatat tumbuh 10,3% menjadi Rp 364,8 triliun pada kuartal ketiga ini. "Aset juga berasal dari dana pihak ketiga dan laba," tutur Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA. Selain itu, penempatan pada Bank Indonesia juga meningkat hampir dua kali lipat dari Rp 46,4 triliun menjadi sebesar Rp 85,6 triliun, termasuk juga pertumbuhan aset non produktif, aset yang diambil alih dan rekening tunda. Ekuitas perseroan juga ikut meningkat seiring dengan kenaikan laba di kisaran 9,6% atau menjadi Rp 13,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan