KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (
MNCN) menorehkan hasil positif di kuartal II-2021. Pendapatan dari TV di kuartal II-2021 mendapatkan bantuan dari Euro 2021 yang mencapai Rp 2,1 triliun, atau naik 31% secara
year on year (yoy) dan naik 28,9% secara
quarter on quarter (qoq). Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny dan Ignatius Teguh dalam risetnya yang dirilis pada 12 Agustus 2021 juga melihat pertumbuhan yang pesat dari segmen digital, dengan kenaikan sebanyak 107,8% secara yoy dan 77% secara qoq di kuartal II/2021. Pendapatan dari segmen ini di semester I/2021 mencapai Rp 889,2 miliar, ini menurut mereka didorong oleh kenaikan
monthly active user (MAU) yang naik hampir empat kali lipat, menjadi 39,8 juta, hanya dalam kurun waktu setahun, per 21 Juli 2021.
Baca Juga: Analis: Pemulihan belanja iklan dinilai akan terjadi di semester II-2021 Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), dinilai akan menyeret pendapatan MNCN di semester II/2021. Pandangan mereka, ini karena adanya pukulan dari pembatalan oleh pengiklan yang menunda pengeluaran iklan. Andreas dan Ignatius melihat prospek yang lebih baik akan terlihat setelah PPKM yang ketat dicabut oleh pemerintah. Mereka menilai, pertumbuhan digital akan terus meningkat ke depannya. Ini terutama didorong oleh RCTI+ yang siap untuk mencapai target pendapatan Rp 700 miliar di tahun ini. Mereka melihat ini memungkinkan karena MAU yang sudah meningkat tiga kali lipat, karena banyak konten yang sudah dimuat.
Selain itu, adanya inisiatif lain di kuartal III-IV/2021 yang mana MNCN akan meluncurkan dua
game yang berjudul Rapid Fire dan Battle of Legend. Ini menurut mereka dapat menambah pertumbuhan segmen dengan biaya pengembangan US$ 2,5 – US$ 4 juta. MNCN dilihat agak memanfaatkan program
e-sport dan platform grupnya untuk mengiklankan dan memacu lebih banyak
gamer ke
game besutan mereka. Walaupun ada kinerja akan tertahan di kuartal III/2021 karena PPKM, Andreas dan Ignatius menilai MNCN masih murah dari semua sudut, karena saat ini diperdagangkan pada 4,2x PE dan 3,2 EV/EBITDA. Dengan pendorong utama jangka pendek diperkirakan akan datang dari pembelian kembali Rp 300 miliar yang belum sepenuhnya dieksekusi, ini menurutnya akan mendorong harga saham. Andrean dan Ignatius merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .