KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) diperkirakan akan bertumbuh positif hingga akhir 2023. Salah satu pendorongnya dari segmen emas dan nikel.
Bloomberg Intelligence Senior Industry Analyst, Yi Zhu, menilai, Ebitda ANTM dapat meningkat 7% di kuartal II 2023. "Menurut perhitungan kami, karena volume penjualan feronikel dan emas yang lebih tinggi," tulisnya dalam riset, Senin (17/7). Selain itu, perseroan juga memiliki biaya listrik yang lebih rendah, berdasarkan kontrak pasokan listrik dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang ditandatangani pada kuartal I. Menurutnya, hal tersebut yang membantu mengimbangi penurunan harga nikel sebesar 14% pada kuartal II 2023.
Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Naik, Kinerja Antam (ANTM) Mengkilap hingga Akhir Tahun Selanjutnya, pabrik feronikel di Halmahera Timur (FeNi Haltim) dengan kapasitas 13.500 metrik ton dinilai akan meningkatkan volume penjualan feronikel perseroan sebesar 12% pada tahun ini. Sementara dari volume penjualan emas, Yi menilai perusahaan dapat tumbuh 3% pada kuartal II. Hal ini didorong dari meningkatnya permintaan domestik untuk produk emas batangan.
Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo menambahkan, dengan segmen bijih nikel yang melebihi ekspektasi di kuartal I 2023, pihaknya meningkatkan volume penjualan bijih nikel 2023 sebesar 18,8% menjadi 8,9 juta ton. Ia juga menaikkan rata-rata harga jual (ASP) bijih nikel 2023 sebesar 11,1% menjadi USD50/ton. Sementara itu, dari segmen emas Radityo juga menilai kinerja ANTM masih sejalan dengan ekspektasinya. Di kuartal I 2023, segmen emas mencatat pertumbuhan positif pada volume penjualan sebesar 9,9% secara tahunan (YoY) dan 172,4% secara kuartalan (QoQ) sehingga membentuk 22,8% dari proyeksi 2023.
Baca Juga: Tambang Blok Mandiodo Dihentikan Buntut Kasus Korupsi Pertambangan Ore Nikel “Dengan tetap mempertahankan segmen lainnya, hal ini meningkatkan pendapatan di 2023 sebesar 3,6% menjadi Rp 47,3 triliun,” katanya. Ciptadana Sekuritas Asia juga mengubah estimasi biaya dan beban pokok pendapatan dan belanja, sehingga laba usaha 2023 meningkat 28,4% menjadi Rp 6,9 triliun. Radityo menilai, dengan tetap mempertahankan pendapatan lain-lain dan tarif pajak, maka laba bersih 2023 meningkat sebesar 24,9% menjadi Rp 5,5 triliun. Ia pun merekomendasikan buy ANTM dengan target harga Rp 3.000. Senada, BRI Danareksa Sekuritas juga menyematkan
rating buy untuk ANTM dengan target harga Rp 3.500. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli