RIAU. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kanwil Pekanbaru mendorong petani sawit manfaatkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melakukan transaksi perbankan. Senior Manager Desk of Investor Relations Ninis K. Adriani mengatakan, hal itu dilakukan supaya nasabah bisa lebih efisien, untuk itu pihaknya pun telah mengembangkan beberapa ATM BRI di Pekanbaru.Langkah itu dilakukan karena selama ini nasabah di unit-unit BRI seringkali harus melakukan antrian panjang dan berjam-jam karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu kantor unit biasanya berukuran kecil sedangkan jumlah nasabahnya cukup banyak. "Padahal nasabah itu kan hanya mau transfer ataupun tarik uang. Transaksi semacam itu kan sebenarnya bisa dilakukan melalui ATM tak perlu lewat teller," jelas Ninis.Pemimpin Cabang Rengat Riau Edison Tampubolon menambahkan, pengadaan ATM di unit yang dibawahinya sudah dimulai beberapa bulan terakhir. "Cabang Rengat membawahi 8 unit dan sudah ada ATM di 5 unit. Ini juga karena adanya permintaan nasabah," ujarnya.Pembina Koperasi Unit Desa (KUD) Amanah Azis Abdullah yang juga adalah nasabah unit BRI mengatakan, selama ini dia harus melakukan transaksi dengan para petani sawit dalam pembayaran gaji secara cepat. "Tapi karena antrian panjang ya jadi terlambat. Kadang-kadang datang pagi dan baru terlayani siang atau sorenya, makanya kalau ada ATM akan lebih mudah tidak perlu antri panjang," jelas Azis.Namun, Azis masih mengeluhkan jarak ATM yang masih sangat jauh dari kecamatannya. Untuk itu ia berharap BRI segera membangun kantor di kecamatannya. "Jaraknya cukup jauh dan kami harus melintasi jalanan di tengah kebon sawit yang tidak terlalu ramai. Sangat rawan. Lima tahun lalu kami dirampok dan sampai ada yang tertembak. Kalau ada kantor dekat ini kan bisa mengurangi risiko perampokan," tandasnya.Bagaimana tidak diincar perampok, setiap bulan Azis dan pengurus KUD lainnya harus menarik uang hingga Rp 31 miliar untuk membayar 4.000 petani yang menjadi anggota KUD. "Sejak peristiwa penembakan itu, sekarang kalau ambil uang musti dikawal hingga 17 anggota keamanan. Dan juga mengasuransikan uang tersebut. Kalau ada aparat sebanyak itu yang menjaga tentu kami harus mengeluarkan biaya tambahan bukan. Tapi kalau ada kantor BRI dekat sini tentu akan banyak efisiensi yang akan kami lakukan," papar Azis.Edison menambahkan, memperkenalkan ATM pada nasabah seperti petani sawit tidaklah mudah. "Tidak semuanya mengerti manfaat ATM itu apa. Dan memperkenalkan cara transaksinya juga tidak mudah. Untuk itu kami akan semakin sering melakukan sosialisasi pemanfataan dan penggunaan ATM ini ke nasabah di sini," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BRI dorong petani sawit manfaatkan ATM
RIAU. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kanwil Pekanbaru mendorong petani sawit manfaatkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melakukan transaksi perbankan. Senior Manager Desk of Investor Relations Ninis K. Adriani mengatakan, hal itu dilakukan supaya nasabah bisa lebih efisien, untuk itu pihaknya pun telah mengembangkan beberapa ATM BRI di Pekanbaru.Langkah itu dilakukan karena selama ini nasabah di unit-unit BRI seringkali harus melakukan antrian panjang dan berjam-jam karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu kantor unit biasanya berukuran kecil sedangkan jumlah nasabahnya cukup banyak. "Padahal nasabah itu kan hanya mau transfer ataupun tarik uang. Transaksi semacam itu kan sebenarnya bisa dilakukan melalui ATM tak perlu lewat teller," jelas Ninis.Pemimpin Cabang Rengat Riau Edison Tampubolon menambahkan, pengadaan ATM di unit yang dibawahinya sudah dimulai beberapa bulan terakhir. "Cabang Rengat membawahi 8 unit dan sudah ada ATM di 5 unit. Ini juga karena adanya permintaan nasabah," ujarnya.Pembina Koperasi Unit Desa (KUD) Amanah Azis Abdullah yang juga adalah nasabah unit BRI mengatakan, selama ini dia harus melakukan transaksi dengan para petani sawit dalam pembayaran gaji secara cepat. "Tapi karena antrian panjang ya jadi terlambat. Kadang-kadang datang pagi dan baru terlayani siang atau sorenya, makanya kalau ada ATM akan lebih mudah tidak perlu antri panjang," jelas Azis.Namun, Azis masih mengeluhkan jarak ATM yang masih sangat jauh dari kecamatannya. Untuk itu ia berharap BRI segera membangun kantor di kecamatannya. "Jaraknya cukup jauh dan kami harus melintasi jalanan di tengah kebon sawit yang tidak terlalu ramai. Sangat rawan. Lima tahun lalu kami dirampok dan sampai ada yang tertembak. Kalau ada kantor dekat ini kan bisa mengurangi risiko perampokan," tandasnya.Bagaimana tidak diincar perampok, setiap bulan Azis dan pengurus KUD lainnya harus menarik uang hingga Rp 31 miliar untuk membayar 4.000 petani yang menjadi anggota KUD. "Sejak peristiwa penembakan itu, sekarang kalau ambil uang musti dikawal hingga 17 anggota keamanan. Dan juga mengasuransikan uang tersebut. Kalau ada aparat sebanyak itu yang menjaga tentu kami harus mengeluarkan biaya tambahan bukan. Tapi kalau ada kantor BRI dekat sini tentu akan banyak efisiensi yang akan kami lakukan," papar Azis.Edison menambahkan, memperkenalkan ATM pada nasabah seperti petani sawit tidaklah mudah. "Tidak semuanya mengerti manfaat ATM itu apa. Dan memperkenalkan cara transaksinya juga tidak mudah. Untuk itu kami akan semakin sering melakukan sosialisasi pemanfataan dan penggunaan ATM ini ke nasabah di sini," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News