BRI genjot pendapatan fee dari e-banking



JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus menggenjot layanan perbankan elektronik. Terbukti, penerimaan berdasarkan komisi atau fee based income bank ini terus meningkat.

Total, pendapatan fee based income BRI di kuartal I (Januari-Maret) meningkat 20,09% year on year. Penyumbang terbesar adalah transaksi e-banking, seperti dari ATM, SMS banking, dan internet banking yang naik sampai 45,5% yoy. 

"Kinerja e-banking BRI yang terus meningkat terlihat dari peningkatan jumlah pengguna, jumlah transaksi, dan volume transaksi," kata Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, Jumat (23/5).


Menurut Budi, kenaikan jumlah pengguna dan trafik tak lepas dari semakin aman dan nyaman menggunakan layanan elektronik perbankan BRI. 

Untuk layanan ATM BRI, jumlah transaksi per akhir kuartal pertama, mengalami kenaikan 15,1% menjadi 20,5 juta, dari 17,8 juta di kuartal I-2013. Volume transaksinya, naik sebesar 38,2%, dari Rp 157 triliun pada kuartal I/2014 menjadi Rp 216,9 triliun di kuartal I/2014.

Sementara untuk jumlah pengguna SMS Banking BRI naik 81,8% year on year menjadi 6,72 juta dari 3,69 juta. Sedangkan volume transaksi SMS Banking BRI naik 146,5% menjadi Rp 8,7 triliun dari Rp 3,5 triliun.Dan untuk jumlah transaksi internet banking BRI naik 154% year on year, menjadi 10,5 juta dari 4,1 juta. Volume transaksinya pun melompat 193,9% yoy, yakni dari Rp 3,9 triliun menjadi Rp 11,4 triliun. "Pengguna internet banking BRI naik 218,7% yoy, menjadi 1,38 juta dari sebelumnya 430.000,” ujar Budi Satria.

Bahkan, kini nasabah lebih terbiasa bertransaksi menggunakan e-banking BRI dibanding datang langsung ke outlet konvensional atau teller. Di tahun 2009, jumlah transaksi di teller 302,8 juta atau dua kali lebih besar daripada transaksi e-banking yang sebesar 161,8 juta.

Pada akhir 2013 lalu, jumlah transaksi di e-banking jauh meningkat bahkan mengungguli transaksi di teller, hampir tiga kali lipat. "Bahkan pada triwulan I-2014, transaksi e-banking BRI tercatat 3,2 kali lebih besar dibandingkan bertransaksi di teller, atau tercatat 409,8 juta berbanding 128,8 juta transaksi,” pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia