JAKARTA. Bankir menyambut baik rencana Bank Indonesia memperkenalkan aturan Giro Wajib Minimum (GWM) averaging pada 2017 untuk perhitungan GWM Primer. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, rencana GWM averaging baik sekali bagi bank sehingga bank akan lebih leluasa dalam mengelola likuiditas. "Itu akan baik sepanjang rata rata terpenuhi," kata Haru, Selasa (22/11). Lanjutnya, di saat likuiditas lebih, maka bank bisa naikkan GWM untuk dapat memenuhi target rata-rata. Informasi saja, gambarannya, selama ini bank harus memenuhi rasio GWM primer sebesar 6,5% setiap waktu. Nah, dengan adanya GWM averaging ini membuat bank tidak harus menjaga rasio GWM primer mereka tetap sama atau 6,5% setiap hari. Pasalnya, BI akan mengubah perhitungan GWM primer melalui GWM averaging dengan membentuk skema waktu maintenance period.
BRI: GWM averaging bikin likuiditas longgar
JAKARTA. Bankir menyambut baik rencana Bank Indonesia memperkenalkan aturan Giro Wajib Minimum (GWM) averaging pada 2017 untuk perhitungan GWM Primer. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, rencana GWM averaging baik sekali bagi bank sehingga bank akan lebih leluasa dalam mengelola likuiditas. "Itu akan baik sepanjang rata rata terpenuhi," kata Haru, Selasa (22/11). Lanjutnya, di saat likuiditas lebih, maka bank bisa naikkan GWM untuk dapat memenuhi target rata-rata. Informasi saja, gambarannya, selama ini bank harus memenuhi rasio GWM primer sebesar 6,5% setiap waktu. Nah, dengan adanya GWM averaging ini membuat bank tidak harus menjaga rasio GWM primer mereka tetap sama atau 6,5% setiap hari. Pasalnya, BI akan mengubah perhitungan GWM primer melalui GWM averaging dengan membentuk skema waktu maintenance period.