JAKARTA. Penghimpunan valuta asing (valas) tak menjadi fokus utama bagi perbankan. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan, pihaknya tidak giat melakukan penghimpunan likuiditas dalam bentuk valas karena penyaluran kredit valas juga tak besar. “Penghimpunan dana valas tak akan lebih dari 5%,” katanya, Senin (3/10). Menurutnya, penyaluran kredit valas tak besar karena ada aturan wajib rupiah sehingga bank tak perlu menjaring dana valas yang besar. Ke depan, BRI akan lebih gencar menjaring dana dalam bentuk rupiah. Berdasarkan data Uang Beredar yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), simpanan valas turun 12,80% menjadi Rp 640,8 triliun per Agustus 2016 dibandingkan posisi Rp 734,3 triliun per Agustus 2015.
BRI hanya membidik pertumbuhan DPK valas 5%
JAKARTA. Penghimpunan valuta asing (valas) tak menjadi fokus utama bagi perbankan. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan, pihaknya tidak giat melakukan penghimpunan likuiditas dalam bentuk valas karena penyaluran kredit valas juga tak besar. “Penghimpunan dana valas tak akan lebih dari 5%,” katanya, Senin (3/10). Menurutnya, penyaluran kredit valas tak besar karena ada aturan wajib rupiah sehingga bank tak perlu menjaring dana valas yang besar. Ke depan, BRI akan lebih gencar menjaring dana dalam bentuk rupiah. Berdasarkan data Uang Beredar yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), simpanan valas turun 12,80% menjadi Rp 640,8 triliun per Agustus 2016 dibandingkan posisi Rp 734,3 triliun per Agustus 2015.