JAKARTA. Setelah mempertahankan tingkat suku bunga acuan alias BI Rate di level 7,5% selama satu tahun, Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,75%. Selain itu, bank sental juga memutuskan menaikkan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 8% dan menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap pada level 5,75%. Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, Achmad Baiquni menyatakan bahwa sebenarnya posisi BI Rate di level 7,5% sudah cukup memadai. Namun dengan pengumuman kenaikan kembali BI Rate sebagai upaya untuk meredam inflasi, perbankan berharap kenaikan tingkat suku bunga acuan ini tidak akan berlangsung terlalu lama seperti yang terjadi pada tahun 2013 lalu yang sebesar 175 basis poin. "Kami berharap kenaikan BI Rate ini tidak berlangsung lama seperti yang kemarin. Kemarin pun seharusnya BI Rate sudah turun tapi tidak turun-turun dengan alasan untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Sayangnya upaya yang dilakukan BI ini tidak diikuti oleh penurunan defisit neraca transaksi berjalan," kata Baiquni di Jakarta, Selasa (18/11).
BRI harap kenaikan BI Rate tak berlangsung lama
JAKARTA. Setelah mempertahankan tingkat suku bunga acuan alias BI Rate di level 7,5% selama satu tahun, Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,75%. Selain itu, bank sental juga memutuskan menaikkan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 8% dan menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap pada level 5,75%. Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, Achmad Baiquni menyatakan bahwa sebenarnya posisi BI Rate di level 7,5% sudah cukup memadai. Namun dengan pengumuman kenaikan kembali BI Rate sebagai upaya untuk meredam inflasi, perbankan berharap kenaikan tingkat suku bunga acuan ini tidak akan berlangsung terlalu lama seperti yang terjadi pada tahun 2013 lalu yang sebesar 175 basis poin. "Kami berharap kenaikan BI Rate ini tidak berlangsung lama seperti yang kemarin. Kemarin pun seharusnya BI Rate sudah turun tapi tidak turun-turun dengan alasan untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Sayangnya upaya yang dilakukan BI ini tidak diikuti oleh penurunan defisit neraca transaksi berjalan," kata Baiquni di Jakarta, Selasa (18/11).