BRI harapkan kredit ritel dan UMKM akan tumbuh 15%



JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk mengharapkan kredit segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sepanjang kuartal I-2015 dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit pada kuartal I-2014.

Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria menuturkan, kredit yang tumbuh cukup signifikan sepanjang Q1-2015 di bank dengan kode emiten BBRI adalah segmen UMKM dan ritel yaitu sekitar 12%-15%.

Menurutnya pertumbuhan penyaluran kredit segmen ritel dan UMKM dikisaran tersebut, telah sesuai dengan ekspektasi perseroan. "Hal ini karena berdasarkan data historis dan juga kondisi ekonomi saat ini," ucap Budi kepada KONTAN, Minggu (22/3).


Meski begitu, Budi bilang secara historis penyaluran kredit secara keseluruhan pada kuartal pertama selalu mencatat pertumbuhan yang belum maksimal. Menurutnya, pertumbuhan kredit baru akan terasa pada kuartal kedua dan seterusnya.

Hal ini sesuai dengan optimisme Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan akan mulai membaik pada Maret ini. Apalagi jika disertai kebijakan ekonomi yang tepat untuk mengelola makro prudential di tengah tantangan global.

Terlebih jika pemerintah jadi menggalakkan pembangunan infrastruktur. "Ini akan positif mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan sehingg saya kira bisa sampai 16% secara yoy tahun ini," kata Irwan Lubis, Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan Perbankan, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Irwan mengungkapkan, sempat terjadi tren penurunan penarikan kredit pada Januari 2015. Mengacu data OJK per Januari 2015, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.634,62 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan yang melambat drastis, yakni 11,54% secara tahunan.

Padahal di bulan Januari 2014, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.258,42 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 31,25% dibanding Januari 2013 yang mencapai Rp 2.688,14 triliun.

Irwan mengakui, ini tak lepas dari efek pertumbuhan kredit perbankan yang memang melambat sepanjang tahun 2014 lalu. Sebab, pada tahun lalu terjadi banyak even besar yang tidak berkaitan dengan ekonomi seperti Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Sehinggan dunia usaha lebih memilih menunggu hingga saat yang lebih kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa