JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk membidik dua perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN) dalam fasilitas transaksi lindung nilai alias hedging. Direktur Keuangan, Haru Koesmahargyo mengungkapkan, selain menyalurkan transaksi hedging kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, BRI juga tengah melakukan penjajakan penyaluran fasilitas transaksi hedging kepada PT Pertamina dan BUMN yang bergerak dibidang penerbangan. "Kami sedang dalam proses untuk fasilitas hedging, yang pertama dengan Pertamina dan yang kedua adalah dengan BUMN maskapai penerbangan. Jadi setelah PLN, berikutnya ada 2-3 perusahaan BUMN," kata Haru di Gedung BI, Jakarta, Jumat (10/4). Haru menuturkan, PT Pertamina sendiri telah menggunakan jasa BRI dalam transaksi valuta asing sehari-hari. Menurutnya, transaksi forex PT Pertamina sehari-hari mencapai US$ 60 juta. Hitung-hitungan saja, jika dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kebutuhan valuta asing Pertamina mencapai US$ 1,2 miliar.
BRI incar Pertamina dalam fasilitas hedging valas
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk membidik dua perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN) dalam fasilitas transaksi lindung nilai alias hedging. Direktur Keuangan, Haru Koesmahargyo mengungkapkan, selain menyalurkan transaksi hedging kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, BRI juga tengah melakukan penjajakan penyaluran fasilitas transaksi hedging kepada PT Pertamina dan BUMN yang bergerak dibidang penerbangan. "Kami sedang dalam proses untuk fasilitas hedging, yang pertama dengan Pertamina dan yang kedua adalah dengan BUMN maskapai penerbangan. Jadi setelah PLN, berikutnya ada 2-3 perusahaan BUMN," kata Haru di Gedung BI, Jakarta, Jumat (10/4). Haru menuturkan, PT Pertamina sendiri telah menggunakan jasa BRI dalam transaksi valuta asing sehari-hari. Menurutnya, transaksi forex PT Pertamina sehari-hari mencapai US$ 60 juta. Hitung-hitungan saja, jika dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kebutuhan valuta asing Pertamina mencapai US$ 1,2 miliar.