JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) ingin terus menegaskan diri sebagai bank spesialis penyalur kredit mikro. Ketegasan itu akan diperkuat dengan keinginan untuk meminta program Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi produk berlabel BRI. Selama ini, BRI dikenal sebagai bank penyalur KUR terbesar. Hingga Juli tahun ini, total plafon KUR BRI mencapai Rp 105,15 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafonnya sebesar Rp 19,5 triliun dan Rp 85,6 triliun. Pada periode tersebut, jumlah debitur KUR BRI mencapai 111.413 UMK dan 10.536.349 UMK, dengan rata-rata kredit Rp 175 juta per debitur dan Rp 8,1 juta per debitur. Adapun level kredit macet alias non performing loan (NPL) KUR BRI masing-masing 3,7% KUR Ritel dan 2,2% KUR Mikro.
BRI ingin melabelkan KUR milik sendiri
JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) ingin terus menegaskan diri sebagai bank spesialis penyalur kredit mikro. Ketegasan itu akan diperkuat dengan keinginan untuk meminta program Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi produk berlabel BRI. Selama ini, BRI dikenal sebagai bank penyalur KUR terbesar. Hingga Juli tahun ini, total plafon KUR BRI mencapai Rp 105,15 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafonnya sebesar Rp 19,5 triliun dan Rp 85,6 triliun. Pada periode tersebut, jumlah debitur KUR BRI mencapai 111.413 UMK dan 10.536.349 UMK, dengan rata-rata kredit Rp 175 juta per debitur dan Rp 8,1 juta per debitur. Adapun level kredit macet alias non performing loan (NPL) KUR BRI masing-masing 3,7% KUR Ritel dan 2,2% KUR Mikro.