BRI Ingin Tambah Realisasi Kredit ke BUMN



JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk masih ingin menambah realisasi pengucuran kredit ke perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 1 triliun lagi dalam dua bulan ke depan. Padahal target mereka sampai akhir tahun sudah terpenuhi.

Kepala Divisi Bisnis BUMN BRI Dwi Agus Pramudya mengatakan, mulanya, target pengucuran kredit BRI kepada perusahaan BUMN untuk proyek infrastruktur tahun ini sebesar Rp 12 triliun. "Target tersebut sudah terpenuhi saat ini," tuturnya kemarin, (12/11). Meskipun demikian, ia memprediksikan sampai akhir tahun ini bisa menambah lagi sebesar Rp 1 triliun. Artinya, prediksi realisasi pengucuran kredit BRI ke BUMN hingga akhir tahun nanti sebesar Rp 13 triliun.

Dwi menjelaskan, angka tersebut merupakan 10% dari total pengucuran kredit BRI yang sebesar Rp 130 triliun. “Sebenarnya plafon untuk kredit ke BUMN tersebut sebesar Rp 18 triliun. Tetapi dari komitmen sebesar itu masih ada Rp 6 triliun yang belum dicairkan (undisbursed loan)," ungkapnya.


Dia lantas menjelaskan, sebagian besar angka undisbursed loan tersebut disumbangkan dari proyek-proyek PT Jasa Marga untuk jalan tol, proyek milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pembangkit listrik dan proyek-proyek PTPN untuk revitalisasi perkebunan dan juga pabrik.

Sedangkan untuk kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di BUMN ini cukup bagus karena sebesar berada pada level 0%. "Kami optimis angka NPL tersebut tidak akan berubah," tambahnya. Bagusnya angka NPL tersebut yang membuat BRI tahun depan berani untuk mengucurkan kredit ke BUMN lagi.

Saat ini BRI sedang membicarakan dengan beberapa bank lain untuk mengucurkan kredit ke Angkasa Pura II untuk proyek Kuala Namu, Sumatera Utara. Dalam hitungan awal, proyek ini membutuhkan dana kurang lebih Rp 1 triliun. "BRI sendiri akan berpartisipasi kurang lebih Rp 300 miliar," kata Dwi.

Proyek lain yang akan dikucuri oleh BRI adalah proyek kereta bandara milik PT RaiLink. Komitmen awal BRI sebesar Rp 500 miliar. Tetapi komitmen tersebut dapat berubah menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Proyek ini sedikit tersendat karena kontraktor kesulitan memenuhi dana internal. Keseluruhan proyek ini membutuhkan dana kurang lebih Rp 4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie