TEBING TINGGI. Dalam 3-5 tahun ke depan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengincar posisi pertama di bidang teknologi informasi (TI) industri perbankan nasional. Itu sebabnya, BRI menyiapkan dana lebih dari US$ 50 juta untuk pengembangan TI. Angka ini lebih besar dari investasi TI milik Bank Central Asia (BCA). "Bank tanpa TI yang baik pasti lumpuh," ujar Bambang Soepeno, Direktur Kepatuhan BRI, Sabtu (31/7), usai pembukaan Pesta Rakyat Simpedes (PRS) di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang mendasari jika pengembangan TI menjadi sangat penting bagi BRI. Pertama, nasabah BRI kini sudah mencapai 26,5 juta rekening. Bambang mengklaim, jumlah nasabah ini merupakan yang terbesar di industri perbankan nasional. Jumlah nasabah tersebut sangat potensial bagi ekspansi BRI menumpuk dana pihak ketiga (DPK). "Peningkatan layanan yang lebih baik di TI ini juga menjaga agar nasabah betah dan tidak pindah ke bank lain, misalnya ke BCA," tegas dia.
BRI Investasi US$ 50 Juta ke TI
TEBING TINGGI. Dalam 3-5 tahun ke depan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengincar posisi pertama di bidang teknologi informasi (TI) industri perbankan nasional. Itu sebabnya, BRI menyiapkan dana lebih dari US$ 50 juta untuk pengembangan TI. Angka ini lebih besar dari investasi TI milik Bank Central Asia (BCA). "Bank tanpa TI yang baik pasti lumpuh," ujar Bambang Soepeno, Direktur Kepatuhan BRI, Sabtu (31/7), usai pembukaan Pesta Rakyat Simpedes (PRS) di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang mendasari jika pengembangan TI menjadi sangat penting bagi BRI. Pertama, nasabah BRI kini sudah mencapai 26,5 juta rekening. Bambang mengklaim, jumlah nasabah ini merupakan yang terbesar di industri perbankan nasional. Jumlah nasabah tersebut sangat potensial bagi ekspansi BRI menumpuk dana pihak ketiga (DPK). "Peningkatan layanan yang lebih baik di TI ini juga menjaga agar nasabah betah dan tidak pindah ke bank lain, misalnya ke BCA," tegas dia.