JAKARTA. Risiko kredit di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan sinyal rambu kuning pada rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit UMKM sejak tahun lalu. OJK mengimbau bank agar membuat action plan mengurangi kredit bermasalah. Terkait hal ini, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk membuka peluang menurunkan tingkat suku bunga UMKM. Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria menuturkan, kemungkinan untuk penurunan suku kredit bunga UMKM selalu terbuka, sepanjang kondisinya memungkinkan. Menurutnya, setiap bulan secara rutin, bank dengan kode saham BBRI selalu melakukan evaluasi seluruh suku bunga pinjaman dan simpanan. "Dari situ kami akan putuskan apakah akan menurunkan atau menaikkan suku bunga pinjaman," jelas Budi Satria kepada KONTAN, Minggu (29/3).
Budi menjelaskan, saat ini perseroan belum dapat memutuskan secara pasti besaran penurunan tingkat suku bunga. Sebab masih menunggu putusan setelah rapat bulanan tersebut. Budi menambahkan, penurunan tingkat suku bunga kredit UMKM lebih dikarenakan penyesuaian atas penurunan tingkat suku bunga acuan atawa BI rate dan bukan disebabkan oleh tingginya rasio kredit bermasalah sektor UMKM. "NPL UMKM kami terbilang rendah. Mungkin juga karena sejak tahun lalu kami belum pernah menaikkan suku bunga kredit UMKM," ucap Budi.