JAKARTA. Hasil cukup bagus ditorehkan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk selama kuartal I 2016 dalam mencetak pertumbuhan pendapatan berbasis komisi alias fee based income. Pada tiga bulan pertama tahun ini, bank pelat merah itu mengoleksi fee based income sebesar Rp 2 triliun, naik 20% dibanding periode yang sama tahun lalu. Direktur Consumer Banking BRI Sis Apik mengatakan, pendapatan komisi itu sebanyak 60% berasal dari transaksi perdagangan online (e-commerce) dan lainnya. Sedang sisanya yang 40% bersumber dari komisi jasa perbankan, misalnya, transfer dana dan pembayaran. Demi menopang pendapatan yang tersengat perlambatan pertumbuhan kredit, BRI menggenjot kontribusi dari fee based yang tahun ini digadang tumbuh 35% hingga 36% jadi Rp 10 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 7,4 triliun. Pada periode Januari–Maret 2016, penyaluran kredit BRI masih bisa tumbuh 18,65% jadi Rp 561,11 triliun.
BRI kejar pendapatan komisi tumbuh 35%
JAKARTA. Hasil cukup bagus ditorehkan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk selama kuartal I 2016 dalam mencetak pertumbuhan pendapatan berbasis komisi alias fee based income. Pada tiga bulan pertama tahun ini, bank pelat merah itu mengoleksi fee based income sebesar Rp 2 triliun, naik 20% dibanding periode yang sama tahun lalu. Direktur Consumer Banking BRI Sis Apik mengatakan, pendapatan komisi itu sebanyak 60% berasal dari transaksi perdagangan online (e-commerce) dan lainnya. Sedang sisanya yang 40% bersumber dari komisi jasa perbankan, misalnya, transfer dana dan pembayaran. Demi menopang pendapatan yang tersengat perlambatan pertumbuhan kredit, BRI menggenjot kontribusi dari fee based yang tahun ini digadang tumbuh 35% hingga 36% jadi Rp 10 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 7,4 triliun. Pada periode Januari–Maret 2016, penyaluran kredit BRI masih bisa tumbuh 18,65% jadi Rp 561,11 triliun.