KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar makin merajai bisnis perbankan di Tanah Air. Lihat saja, perolehan laba bank-bank beraset terbesar yang tumbuh subur di kuartal III-2017. Bank pencetak laba paling besar masih dipegang PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Bank spesialis kredit UMKM ini mampu meraup laba Rp 20,11 triliun hingga sembilan bulan tahun ini. Laba BRI tumbuh 8,03% dari periode sama tahun lalu. Bank Central Asia Tbk (BCA) menduduki posisi kedua yang mengumpulkan laba Rp 16,15 triliun per September 2017, naik 10.03% (lihat tabel).
Namun di antara bank besar yang masuk BUKU IV, Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan pertumbuhan laba paling tinggi. Di kuartal III 2017 lalu, laba BNI melejit 32,3% menjadi Rp 9,78 triliun. Pertumbuhan laba ini juga melampaui kenaikan laba BNI di kuartal III-2016 yang sebesar 27,38%. Bank Mandiri yang kinerjanya mulai bangkit mengekor BNI dengan pertumbuhan laba 28,01%. Risiko kredit yang makin menurun menjadi salah satu pengungkit laba bank-bank besar. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2017, kredit macet alias non performing loan (NPL) perbankan turun menjadi 2,93% dari setahun lalu, 3,1%. "Risiko kredit terpantau menurun pada September 2017," terang Anto Prabowo, Plt Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK dalam keterangannya mengenai hasil rapat Dewan Komisioner OJK. Hanya saja, penyaluran kredit juga punya andil mengerek laba. Dari deretan bank papan atas, BCA mencetak pertumbuhan kredit tertinggi yakni sebesar 13,88%. Sampai tutup tahun, para bankir yakin laba masih bisa membesar. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, BRI menargetkan pertumbuhan laba 5%-7% sampai akhir 2017.
Salah satu strateginya, BRI ingin menjaga margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) terjaga di level 8%. Direktur Utama BRI, Suprajarto menambahkan, hingga kuartal III-2017, NIM BRI tercatat sebesar 8,13%. Sedangkan BCA mengandalkan penyaluran kredit. BCA menargetkan pertumbuhan kredit akhir tahun berkisar 8%-10%. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA menyatakan, pada tahun ini pertumbuhan kredit susah untuk mencapai dua digit. "Pertumbuhan kredit sampai akhir tahun akan disumbang oleh dua sektor yaitu konsumer dan korporasi," tutur Jahja. Untuk kedua sektor ini, BCA mencetak pertumbuhan antara 20,6%-21,2%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini