KONTAN.CO.ID - Pembiayaan atau kredit berkelanjutan dari perbankan berperan penting dalam mempercepat terwujudnya ekonomi hijau di Indonesia. Penyaluran kredit berkelanjutan sekaligus dapat menguatkan penerapan aspek
environment, social, and governance (ESG) bagi perbankan. Mengacu pada
Roadmap Keuangan Berkelanjutan di Indonesia Tahap I(2015-2019) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), keuangan berkelanjutan merupakan seluruh aktivitas industri jasa keuangan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Kegiatan yang tercakup di dalamnya mengusung beberapa prinsip seperti rendah emisi karbon, mempromosikan investasi ramah lingkungan, serta mendukung konsep pembangunan berkelanjutan. Penerapan keuangan berkelanjutan di industri sektor jasa keuangan diatur dalam Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Sejak diterbitkannya peraturan ini, animo lembaga jasa keuangan termasuk perbankan mengimplementasikan keuangan berkelanjutan semakin meningkat.
Kebijakan pembiayaan hijau Salah satu bank yang konsisten menerapkan prinsip perbankan berkelanjutan adalah
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Dalam pembiayaan berwawasan lingkungan, BRI menerapkan
green financing atau pembiayaan hijau. Bank berkode saham BBRI ini menyalurkan pembiayaan dengan menekankan pemenuhan aspek-aspek kelestarian lingkungan oleh pelaku bisnis. BRI memiliki
Loan Portfolio Guidelines(LPG) yang memasukkan aspek-aspek pertimbangan lingkungan dalam menyalurkan kredit termasuk
negative list. Panduan ini juga berisi kebijakan pembiayaan sektoral untuk sektor kelapa sawit serta
pulp & paper. Di kedua sektor tersebut, BRI tidak hanya mengharuskan para debitur untuk memperhatikan aspek lingkungan, tetapi juga aspek sosial untuk menghindari atau meminimalisasi adanya tumpang tindih dengan masyarakat sekitar situs dan area konservasi. BRI mewajibkan para debitur korporasi, medium, maupun kecil, untuk memiliki sertifikasi
Indonesian Sustainable Palm Oil(ISPO). “Penerapan prinsip-prinsip
sustainable bankingyang BRI lakukan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, serta dapat berkontribusi dalam mewujudkan visi perusahaan menjadi
The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusiondi tahun 2025,” tutur Direktur Utama BRI Sunarso kepada
Kontan.co.id. Pemberdayaan UMKM Realisasi pembiayaan berkelanjutan berbasis ESG BRI pun kian meningkat setiap tahun. Hingga akhir September 2023 BRI berhasil menyalurkan
kreditsebesar Rp1.250,72 triliun atau tumbuh 12,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (
year on year/yoy). Dari keseluruhan portofolio kredit BRI tersebut, kredit ESG menempati porsi sebesar 66,1%. Capaian kredit ESG di akhir kuartal III 2023 ini mencatatkan pertumbuhan 11,89% yoy menjadi Rp750,91 triliun. Angka itu memperkokoh BRI sebagai bank dengan portofolio kredit berkelanjutan terbesar di Indonesia. BRI menyalurkan kredit berbasis ESG pada dua sektor utama, yaitu Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan UMKM. Sejumlah KUBL yang memperoleh pendanaan hijau BRI antara lain proyek energi terbarukan, pencegahan dan pengendalian polusi, transportasi ramah lingkungan,
green building, konservasi keanekaragaman hayati, hingga pengelolaan limbah berkelanjutan. Sebagai bank yang fokus dalam melayani sektor UMKM, pertumbuhan kredit ESG BRI terutama ditopang oleh pemberdayaan UMKM. BRI memiliki beragam platform pemberdayaan dan skema kredit yang disesuaikan dengan perkembangan pelaku usaha mikro dalam rangka mendukung peningkatan bisnis mereka menuju level yang
feasibledan
bankable. Program pemberdayaan disesuaikan dengan perjalanan atau
journeyliterasi UMKM bersangkutan, mulai dari literasi dasar hingga literasi digital. “Kita tahu sebetulnya yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM itu adalah pendampingan, edukasi. Artinya betul-betul mendampingi bagaimana UMKM menjalankan usahanya.
Journeyini kita buat, bahkan sekarang sampai di level ultra mikro meningkat ke mikro, meningkat ke kecil, menengah dan seterusnya,” ujar Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI
Amam Sukriyanto.
Beberapa program unggulan pemberdayaan UMKM BRI di antaranya adalah Desa BRILiaN, Klasterku Hidupku, Rumah BUMN, dan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR. Hingga Oktober 2023, terdapat 2.843 Desa BRILiaN dan 18.685 Klaster Usaha yang tersebar di seluruh Indonesia, lebih dari 11.000 pelatihan oleh 54 Rumah BUMN, dan tak kurang dari 700 pelaku UMKM yang mengikuti UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR. Setiap program unggulan memiliki keunikan masing-masing. Desa BRILiaN, misalnya, merupakan program pemberdayaan desa untuk melahirkan panutan dalam pengembangan usaha dengan semangat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Harapannya, desa yang menjadi panutan dapat direplikasi di tempat lainnya. Tahun ini BRI membidik tambahan 1.000 desa baru. Seluruh strategi tersebut kemudian didukung oleh 7.980 cabang, 666.038 agen BRILink, dan lebih dari 1.000 outlet Senyum, serta Super Apps BRImo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ridwal Prima Gozal