KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi BRI Life (BRI Life) terus memperkuat investasi pada instrumen yang berprinsip Environmental, Social dan Governance (ESG). Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila menyatakan bahwa saat ini portofolio investasi dengan prinsip ESG berupa
green bond BRI Life mencapai Rp 364 miliar per Juli 2023. “Komposisi aset Green Bond terhadap total investasi BRI Life sebesar 2,4%,” kata Iwan kepada Kontan.co.id dikutip Minggu (27/8).
Iwan menuturkan bahwa strategi pembelian aset ESG tetap mengikuti kriteria kebijakan investasi, di antaranya terkait kualitas aset, karakteristik kewajiban, durasi, dan likuiditas. “Saat ini kami investasi pada obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah dan korporasi BUMN yang memiliki minimal rating AA,” tuturnya. Iwan mengungkapkan, BRI Life terus berupaya meningkatkan porsi investasi ESG dengan tetap memperhatikan kriteria-kriteria yang ada dalam kebijakan investasi.
Baca Juga: BRI Life Punya 2.000 Tenaga Pemasar di Kanal Bancassurance Sementara itu, Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi dan Pajak Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) Simon Imanto mengatakan portofolio investasi berprinsip ESG memang belum banyak tersedia. “Karakteristik portofolio ini berbeda-beda, misal unitlink kami juga ingin penuhi, namun apakah portofolio investasi di pasar tersedia atau tidak, apalagi portofolio yang syariah dengan prinsip atau pedoman ESG,” terangnya. Simon menyatakan bahwa pihaknya juga terus berdiskusi bersama OJK maupun pasar modal tentang bagaimana investasi di ESG maupun ESG yang berprinsip syariah.
“Karena (investasi) non ESG syariah kami melihat yang jangka panjang kami perlukan, karena khususnya yang portofolio tradisional itu kami butuh obligasi-obligasi, apalagi obligasi negara yang jangka panjang, apalagi yang dikaitkan dengan ESG syariah jangka panjang itu masih belum tersedia,” katanya. Simon bilang, pihaknya terus memantau perbaikan untuk pemenuhan atau peningkatan kontribusi investasi terkait dengan ESG. “Data ESG yang kami terima di statistik yang ada di AAJI adalah portofolio, jadi data terkait klaim detail penyakit, kami akan minta lebih detail agar datanya bisa kami sediakan,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari