JAKARTA. Perlambatan ekonomi ikut berpengaruh pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan penyaluran kredit sektor ini. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pertumbuhan kredit UMKM melambat pada bulan April. Menurut data BI, kredit yang disalurkan ke sektor UMKM pada April 2015 mencapai Rp 688,3 triliun, atau tumbuh 9,7% secara year on year (yoy). Pertumbuhan ini melambat Maret 2015 yang tumbuh 10,5%. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri pun mengakui pertumbuhan kredit UMKM di tahun ini ikut terkena dampak perlambatan ekonomi nasional. Tapi, kedua bank pelat merah ini optimistis bisa menggenjot pertumbuhan kredit UMKM di atas pertumbuhan kredit UMKM industri.
Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, kredit UMKM masih mendominasi 75% portofolio kredit BRI di kuartal I 2015. Pertumbuhan kredit UMKM BRI mencapai 16% pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. "Pertumbuhan terbesar bersumber dari segmen kredit mikro melalui produk Kupedes," kata Budi kepada KONTAN, Jumat (5/6). Hanya saja Budi mengakui dibandingkan kinerja pertumbuhan kredit UMKM BRI pada akhir tahun lalu yang mencapai 19% secara tahunan, pertumbuhan di kuartal I tahun ini memang melambat. Kondisi ini tak lepas dari turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. BRI sampai saat ini hanya menargetkan pertumbuhan kredit 15% - 17% di tahun ini. Tapi melihat perkembangan terkini, BRI mengkaji untuk merevisi target pertumbuhan kredit. "Jika diperlukan, akan ada revised down dari target yang sudah ada," imbuh Budi. Bank Mandiri juga menegaskan optimismenya di tengah kondisi ekonomi yang masih tertekan. Menurut Tardi, Direktur Micro and Business Banking Bank Mandiri, pertumbuhan kredit UMKM Bank Mandiri pada April 2015 menunjukkan perlambatan dibanding April tahun lalu.