JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyatakan belum ada rencana menaikkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dalam waktu dekat. Sebab belum ada faktor yang mendesak untuk dilakukan kenaikan.Menurut Direktur Keuangan BRI, Ahmad Baequni, tingkat bunga saat ini 10,25% sudah mencukupi kebutuhan bisnis. "Toh BI rate juga belum pasti naik. Kecuali kalau sudah naik, barulah kita lihat situasi perkembangan pasar sebelum mengambil keputusan," kata Baequni saat dihubungi KONTAN, Kamis, (16/1).Dia juga bilang kondisi likuiditas BRI dirasa masih memadai. Selain itu biaya dana atau cost of fund BRI saat ini masih dalam kondisi normal. Sedangkan rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) kredit KPR di BRI berkisar 2,5% - 3%. "Semua itu menjadi pertimbangan kita untuk tidak dulu menaikkan bunga. Potensi resiko termasuk NPL harus dijaga," ujar Baequni.Hingga per Desember 2013, penyaluran kredit KPR di BRI telah mencapai 2,8% dari portofolio kredit. Volumenya diperkirakan kurang lebih Rp 11 triliun. Sayang, Baequni belum bisa menyebutkan volume keseluruhan penyaluran kredit di akhir tahun lalu.Adapun pertumbuhan kredit KPR BRI tahun ini kemungkinan diatas target pertumbuhan kredit secara keseluruhan. Tahun ini pertumbuhan kredit BRI diperkirakan 15% - 17%. "Karena kredit KPR kami ukurannya masih kecil, ruang untuk melakukan ekspansi lebih besar. Jadi mungkin diatas target kredit keseluruhan," pungkas Baequni.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BRI masih belum naikkan bunga KPR
JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyatakan belum ada rencana menaikkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dalam waktu dekat. Sebab belum ada faktor yang mendesak untuk dilakukan kenaikan.Menurut Direktur Keuangan BRI, Ahmad Baequni, tingkat bunga saat ini 10,25% sudah mencukupi kebutuhan bisnis. "Toh BI rate juga belum pasti naik. Kecuali kalau sudah naik, barulah kita lihat situasi perkembangan pasar sebelum mengambil keputusan," kata Baequni saat dihubungi KONTAN, Kamis, (16/1).Dia juga bilang kondisi likuiditas BRI dirasa masih memadai. Selain itu biaya dana atau cost of fund BRI saat ini masih dalam kondisi normal. Sedangkan rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) kredit KPR di BRI berkisar 2,5% - 3%. "Semua itu menjadi pertimbangan kita untuk tidak dulu menaikkan bunga. Potensi resiko termasuk NPL harus dijaga," ujar Baequni.Hingga per Desember 2013, penyaluran kredit KPR di BRI telah mencapai 2,8% dari portofolio kredit. Volumenya diperkirakan kurang lebih Rp 11 triliun. Sayang, Baequni belum bisa menyebutkan volume keseluruhan penyaluran kredit di akhir tahun lalu.Adapun pertumbuhan kredit KPR BRI tahun ini kemungkinan diatas target pertumbuhan kredit secara keseluruhan. Tahun ini pertumbuhan kredit BRI diperkirakan 15% - 17%. "Karena kredit KPR kami ukurannya masih kecil, ruang untuk melakukan ekspansi lebih besar. Jadi mungkin diatas target kredit keseluruhan," pungkas Baequni.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News