JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengambil strategi berbeda dari sebagian besar bank Tanah Air yang fokus menggenjot perolehan dana mahal alias deposito. BRI mengaku tahun ini lebih fokus menggenjot perolehan dana murah atau current account saving account (CASA), yang produknya adalah tabungan dan giro. Menurut Sekretaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali, tahun ini BRI menargetkan pertumbuhan total dana simpanan masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) sebesar 20,63%. Namun, dia belum menjelaskan pencapaian tahun lalu. "Jumlah DPK kita per Desember tahun lalu belum bisa dipublikasikan. Nanti kalau sudah waktunya, akan kita kemukakan," kata Ali saat dihubungi KONTAN, Senin, (20/1). Adapun target pertumbuhan CASA tahun ini ditetapkan sebesar 30%. Untuk deposito, BRI memilih target cukup disesuaikan dengan perkembangan pasar saja. Agar berhasil menggenjot pertumbuhan CASA, BRI menggenjot layanan unit kerja di seluruh Indonesia. Bank ini juga menawarkan berbagai fitur menarik dalam tabungan, termasuk program penawaran berhadiah. "Sedangkan untuk meningkatkan perolehan giro, BRI akan memperbaiki layanan nasabah korporasi dalam hal cash management serta triple down bisnis mereka," pungkas Ali. Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI), sebagian besar perbankan menargetkan sumber DPK berasal dari perolehan sumber dana mahal deposito yang diyakini sebagai sumber dana jangka menengah. Data BI pada Januari 2014 menunjukkan, bank besar dan menengah akan gencar mengincar deposito, sedangkan bank kecil masih akan membidik deposito namun tidak signifikan.
BRI memilih menggenjot porsi dana murah
JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengambil strategi berbeda dari sebagian besar bank Tanah Air yang fokus menggenjot perolehan dana mahal alias deposito. BRI mengaku tahun ini lebih fokus menggenjot perolehan dana murah atau current account saving account (CASA), yang produknya adalah tabungan dan giro. Menurut Sekretaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali, tahun ini BRI menargetkan pertumbuhan total dana simpanan masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) sebesar 20,63%. Namun, dia belum menjelaskan pencapaian tahun lalu. "Jumlah DPK kita per Desember tahun lalu belum bisa dipublikasikan. Nanti kalau sudah waktunya, akan kita kemukakan," kata Ali saat dihubungi KONTAN, Senin, (20/1). Adapun target pertumbuhan CASA tahun ini ditetapkan sebesar 30%. Untuk deposito, BRI memilih target cukup disesuaikan dengan perkembangan pasar saja. Agar berhasil menggenjot pertumbuhan CASA, BRI menggenjot layanan unit kerja di seluruh Indonesia. Bank ini juga menawarkan berbagai fitur menarik dalam tabungan, termasuk program penawaran berhadiah. "Sedangkan untuk meningkatkan perolehan giro, BRI akan memperbaiki layanan nasabah korporasi dalam hal cash management serta triple down bisnis mereka," pungkas Ali. Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI), sebagian besar perbankan menargetkan sumber DPK berasal dari perolehan sumber dana mahal deposito yang diyakini sebagai sumber dana jangka menengah. Data BI pada Januari 2014 menunjukkan, bank besar dan menengah akan gencar mengincar deposito, sedangkan bank kecil masih akan membidik deposito namun tidak signifikan.