BRI menyisir pendapatan remitansi



HONG KONG. Tatkala pertumbuhan kredit tahun ini masih lempeng, pendapatan sekecil apapun berharga di mata perbankan. Tak terkecuali pendapatan komisi (fee based income) yang berasal dari bisnis pengiriman uang alias remitansi.  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) optimistis bisnis itu masih bakal tumbuh.

BRI membarengi optimisme tersebut dengan strategi pengembangan fasilitas pendukung remitansi. "Karena kami selalu melihat pertumbuhan bisnis remitansi ini signifikan," ujar Direktur Kepatuhan BRI Priyastomo, Rabu (21/9) di sela-sela acara Summer Awards Dinner 2016 yang diselenggarakan oleh Asiamoney di Hotel JW Marriot Hong Kong.

Sebagaimana diketahui, BRI membagi transaksi remitansi dalam tiga kategori. Ketiganya yakni remitansi TKI, transfer valuta asing masuk (incoming remittance) non TKI dan transfer valuta asing keluar (outgoing remittance).


Nah, salah satu strategi pengembangan fasilitas remitansi BRI adalah memperluas jalur transaksi pengiriman uang di Hong Kong. Selain empat outlet fisik BRI, mereka terus mengembangkan transaksi pengiriman uang melalui aplikasi mobile bernama BRI Remittance.

Tak sendiri,  BRI bekerjasama dengan Asia Telecom untuk mendukung teknologi tadi. "Lalu untuk memperluas outlet, saat ini pengiriman uang bisa dilakukan di lebih dari 900 gerai 7 Eleven," kata Chief Representative BRI Hong Kong Representative Office Roby F. Sastraatmadja.

Catatan BRI, saat ini ada 170.000 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Hong Kong. Sebanyak 85% di antaranya adalah TKI.

Hingga akhir kuartal III 2016, BRI memprediksi volume transaksi remitansi dari Hong Kong sebanyak 45.400 sedangkan nilai transaksinya Rp 190 miliar. Sebagai perbandingan, pada kuartal II 2016 mereka mencetak volume transaksi remitansi Hong Kong 30.871 dengan nilai transaksi Rp 105 miliar.

Target fee based income

Untuk negara transaksi remitansi, Bank BRI membagi dalam dua kategori, yakni negara TKI dan non TKI. Untuk kategori negara TKI, urutan kontributor terbesar adalah Malaysia, Taiwan, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Jepang, Hong Kong dan terakhir Korea Selatan.

Lantas pada kategori negara non TKI, secara berurutan kontributornya adalah Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara di Asia Pasifik. "Untuk outgoing didominasi pengiriman untuk currency USD ke negara US," terang Head of BRI Remittance Marketing Department Taufik Effrianto kepada KONTAN, Kamis (22/9).

Secara keseluruhan Bank BRI memproyeksi, volume transaksi remitansi pada kuartal III 2016 akan mencapai 3,7 juta transaksi. Proyeksi bank pelat merah itu meningkat 48% ketimbang kuartal II yang mencapai 2,5 juta kali.

Kalau proyeksi nilai remitansi Bank BRI pada kuartal III 2016 yakni Rp 616,04 triliun. Perinciannya, remitansi TKI Rp 14,58 triliun, incoming remittance non TKI Rp 231,48 triliun dan outgoing remittance Rp 369,98 triliun.

Sebagai perbandingan, realisasi nilai remitansi kuartal II 2016 yakni Rp 410,03 triliun. Nilai itu meliputi remitansi TKI Rp 9,72 triliun, incoming remittance non TKI Rp 154,32 triliun dan outgoing remittance Rp 245,99 triliun.

Sepanjang tahun ini Bank BRI menargetkan volume transaksi remitansi mencapai 5,4 juta transaksi. "Kami menargetkan fee based income sekitar Rp 120 miliar," ujar Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini