BRI ngebet ekspansi bisnis uang elektronik



KONTAN.CO.ID - Seiring pesatnya pertumbuhan teknologi perbankan pun semakin inovatif dalam menyajikan layanan bagi nasabah. Salah satunya antara lain dengan mengeluarkan uang elektronik. Selain untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) uang elektronik pun dinilai memiliki potensi besar di masa mendatang. Tak ayal bank pun berlomba mendorong perkembangan uang elektronik, bukan hanya berupa kartu melainkan dompet elektronik alias e-wallet. Benar saja, merujuk pada data statistik sistem pembayaran yang dirilis Bank Indonesia (BI) per Juli 2017 volume transaksi uang elektronik telah mencapai 68,68 juta transaksi. Angka ini meningkat pesat dibandingkan jumlah periode tahun lalu sebesar 54,61 transaksi atau tumbuh 25,76%. Sementara dari nilai transaksi, per Juli 2017 uang elektronik sudah mencapai Rp 1,14 triliun atau 52,33% secara tahunan atau year on year (yoy). Beberapa bank yang gencar mendorong bisnis ini yakni bank umum kelompok usaha (BUKU) IV yang memang memiliki infrastruktur yang menunjang layanan non tunai. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya yang sudah memiliki beragam produk non tunai antara lain uang elektronik Brizzi dan dompet elektronik T-Bank (E-Wallet BRI). Direktur Konsumer BRI Randi Anto menuturkan, saat ini pihaknya masih tengah fokus untuk memperluas penjualan, isi ulang (top up) dan akseptasi Brizzi. "Kami sudah melakukan penjualan di 97 titik tol, kami juga menjual kartu Brizzi di merchant ritel seperti Alfamart seluruh Indonesia, Alfamidi Jabodetabek dan Lawson," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (15/9). Adapun sebagai gambaran, Randi menyebutkan sepanjang pertengahan tahun 2017 pihaknya mencatat kenaikan 15% untuk transaksi menggunakan uang elektronik. Hingga akhir tahun, bank bersandi BBRI ini optimis Brizzi mampu tumbuh 20% yoy. Sementara untuk transaksi non tunai, bank terbesar di Indonesia ini mencatat adanya pergerseran transaksi dari konvensional melalui e-channel BRI. Peningkatan ini menurut Randi telah mencapai 30% dibanding tahun lalu. "Kami juga terus lakukan pengembangan digital saving melalui BRI mobile, ke depan nasabah dapat melakukan pembukaan rekening secara online, financial management, vcn, host card emulation dan sebagainya," imbuh Randi. Sebagai informasi tambahan, BI mencatat saat ini jumlah uang elektronik beredar di Indonesia sudah mencapai 69,45 juta naik 35% dibandingkan periode akhir 2016 sebanyak 51,2 juta. Adapun, untuk infrastruktur uang elektronik dalam hal ini mesin pembaca tercatat 455.200 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina