KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan investor pada Surat Berharga Negara (SBN) ritel masih dalam tren tinggi. Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menjadi mitra distribusi surat berharga syariah negara (SBNS) ritel pun optimistis penjualan sukuk ritel seri SR013 juga akan ramai. Seperti diketahui, Jumat (28/8), pemerintah resmi menawarkan sukuk ritel SR013 dengan tawaran kupon 6,05% per tahun.
Baca Juga: Prospek lelang SBSN tetap menarik meski bersaing dengan SR013 Direktur Konsumer Bank BRI Handayani menargetkan, penjualan sukuk ritel seri SR013 di Bank BRI mencapai Rp 500 miliar. "Kami memiliki komitmen kepada pemerintah yang ditetapkan sebesar Rp 500 miliar," kata dia, kemarin. Menurut Handayani, minat investor pada sukuk ritel seri SR013 akan tetap ramai karena masyarakat kini tetap membutuhkan alternatif penempatan aset dan investasi di tengah kondisi proses pemulihan ekonomi. Meski kupon yang ditawarkan SR013 lebih rendah dari kupon ORI017 yang ditawarkan Juni lalu, Handayani tetap optimistis minat investor masih akan ramai. "Penurunan kupon SBR sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan BI," kata Handayani. Sekedar informasi, BRI berhasil menjual ORI017 sebesar Rp 2,19 triliun. Handayani menyebut, penjualan ORI017 yang signifikan tersebut didukung oleh peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk mendistribusikan aset ke instrumen investasi. "Literasi dan edukasi yang dilakukan pemerintah dan BRI gencar kepada nasabah BRI, baik melalui virtual
gathering ataupun
virtual marketing yang saat ini terus BRI lakukan," ungkap Handayani.
Baca Juga: Ada tawaran sukuk ritel SR013, bandingkan dengan prospek kinerja instrumen lainnya Demikian, BRI tetap optimistis bisa kembali mengoptimalkan penyerapan dana investor yang cukup besar di SR013 karena tingkat likuiditas masyarakat masih tinggi. "Kami yakin mampu memenuhi bahkan melampaui target yang sudah ditetapkan dengan dukungan dari nasabah dan seluruh
stakeholder, sebagai bagian kontribusi seluruh masyarakat dalam membantu recovery ekonomi dan menjalankan roda pembangunan saat ini," pungkas Handyani. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari