BRI prediksi bunga kredit produktif turun



JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memprediksi dengan adanya aturan revisi batas atas (capping) suku bunga deposito, berpotensi menurunkan suku bunga kredit produktif BRI. Namun potensi penurunan suku bunga kredit produktif ini akan terjadi setelah adanya penurunan biaya dana alias cost of fund dari bank berkode BBRI ini.

Sekertaris Perusahaan BRI Hari Siaga mengatakan, nantinya, diprediksi biaya dana perusahaan akan turun lebih dari 25 basis poin dengan adanya aturan revisi capping suku bunga deposito. Namun, berapa tepatnya penurunan suku bunga deposito akan tergantung kondisi likuiditas masing-masing perbankan. “Dengan cost of fund yang menyusut, diharapkan efisiensi perbankan juga meningkat,” ujar Hari kepada KONTAN, Rabu, (2/3).

Terkait dengan waktu penurunan suku bunga deposito ini, Hari berharap, bisa terjadi pada dua hingga tiga bulan mendatang. Karena aturan capping ini berlaku pada simpanan deposito minimal Rp 2 miliar, maka revisi aturan ini akan lebih berdampak pada simpanan deposito besar dari korporasi.


Saat ini, menurut Hari, porsi simpanan dana dari pemerintah, kementerian teknis dan BUMN lain mencapai kurang dari 50% dari total deposito perusahaan. Diharapkan ke depan, dengan adanya penurunan suku bunga deposito, diperkirakan suku bunga kredit juga akan mengikuti. Untuk besaran dan jangka waktunya, Hari memperkirakan, tidak akan jauh dari penurunan suku bunga deposito.

Kata Hari, sektor yang berpeluang mengalami penurunan bunga adalah di sektor komersial, seperti korporasi, ritel dan mikro. Dengan adanya penurunan bunga sektor komersial ini diharapkan roda ekonomi akan bisa berputar lebih cepat. Namun, untuk bunga kredit sektor mikro diperkirakan akan turun paling akhir, karena sifat high risk high cost yang dimiliki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini