KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil menjaga fundamental kinerja keuangan yang positif hingga kuartal III 2022 dengan tetap fokus pada bisnis inti di segmen UMKM, kualitas asset yang terjaga dengan prudent, serta likuiditas yang memadai. Bank pelat merah ini membukukan laba bersih konsolidasi atau laba tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 39,15 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini atau melesat 103,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut terus meningkat dimana pada semester I tercatat tumbuh 98,3%. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, pencapaian tersebut tak lepas dari strategic response BRI yang tepat di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Baca Juga: Laba Bersih BRI Melesat 103,3% Kuartal III-2022 Pertama, fungsi intermediasi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana masyarakat perseroan masih tumbuh positif. BRI juga dapat menjaga sustainability pertumbuhan ini dengan fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset, terutama kredit yang kami restrukturisasi akibat pandemi Covid-19. "Disamping itu, BRI juga mampu mencatat pertumbuhan Fee Based Income yang semakin baik dengan ditopang meningkatnya transaksi digital banking BRI berkat transformasi digital yang terus dilakukan secara berkelanjutan”, jelas Sunarso dalam paparan kinerja kuartal III-2022, Rabu (16/11). Per September 2022, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat sebesar Rp 1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92% secara tahunan. Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83% secara tahunan dari Rp.852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp 935,86 triliun di akhir September 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20%. Portofolio kredit segmen mikro BRI tercatat tumbuh 14,12% secara tahunan, segmen konsumer tumbuh 7,55% secara tahunan segmen kecil & menengah tumbuh 2,89% secara tahunan, dan segmen korporasi terkontraksi 1,24% secara tahunan, dimana hal tersebut selaras dengan upaya BRI untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM hingga mencapai 85%. “Komitmen BRI untuk terus memperbesar porsi pembiayaan kepada segmen UMKM merupakan bukti nyata BRI untuk terus mendorong pemulihan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Peran aktif BRI dengan memberdayakan dan mendorong UMKM untuk terus tumbuh maka akan membuka dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengingat 97% lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari segmen UMKM,” ujar Sunarso. Keberhasilan BRI dalam menjalankan fungsi intermediasi mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang manageable di level 3,09%. Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan yang cukup sebagai langkah antisipatif. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 278,79%, dimana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal III tahun lalu yang sebesar 252,86%. Kemampuan BRI dalam menjaga kualitas asset juga tercermin dari terus menurunnya tren Loan at Risk (LAR). Hingga akhir Kuartal III 2022 tercatat LAR BRI sebesar 19,28%, turun dibandingkan dengan LAR pada Kuartal III 2021 sebesar 25,62%.
Baca Juga: Bank BRI (BBRI) Sedang Siapkan Aksi Korporasi Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir Kuartal III 2022, DPK BRI tercatat tumbuh positif menjadi Rp 1.139,77 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 10,22%. Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 18,99% dan Tabungan tumbuh 6,37%.
Secara umum saat ini proporsi CASA BRI konsolidasian tercatat 65,43%, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,60%. Hal tersebut memberikan dampak positif diantaranya dari beban bunga yang tercatat menurun sebesar 9,12% secara yoy, dan biaya dana (Cost of Fund) BRI secara konsolidasian juga terus turun menjadi sebesar 1,94%. Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. "Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,51% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,14%," pungkas Sunarso. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi