JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menyiapkan dana sebesar US$ 250 juta atau sedikitnya Rp 2,5 triliun untuk membeli satelit dalam mendukung jaringan perseroan dari sisi teknologi informasi. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengungkapkan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan performa bisnis perseroan.BRI sudah mengajukan permohonan izin untuk penyediaan slot kavling orbit satelit di angkasa, kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika. Saat ini, bank pelat merah tersebut masih menunggu keluarnya izin tersebut."Kami memang merencanakan beli satelit sendiri, masih menunggu izin kavlingnya turun dari Kemenkominfo. Kalau sudah ada izinnya, kami langsung buat," ujar Sofyan di Jakarta, Rabu (22/1).Sofyan menjelaskan, untuk aktivitas komunikasi dan data, BRI menyewa 20-22 transponder kepada sejumlah provider, termasuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, PT Citra Sari Makmur dan sejumlah provider lain. Sayangnya dari sejumlah provider tersebut hanya tiga yang memiliki satelit.Sedangkan, saat ini BRI memiliki memiliki 22.000 titik yang perlu disuplai jaringannya. Titik tersebut terdiri dari kantor cabang dan anjungan tunai mandiri (ATM) milik perseroan. Karena hanya tiga satelit, sering jaringan ATM BRI bermasalah."Ketika ATM minta maaf tidak bisa beroperasi, masalahnya bukan dari sistem BRI, tapi sinyal dari satelit," ujar Sofyan.Nah, hal inilah yang menjadi latar belakang BRI ingin memiliki satelit sendiri. Menurut Sofyan, dengan memiliki satelit sendiri, BRI akan lebih fokus memberikan layanan kepada nasabah. Jika permohonan izin tersebut dikabulkan, perseroan tetap membutuhkan waktu pengadaan satelit sampai dua tahun hingga akhirnya dapat beroperasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BRI siapkan duit US$ 250 juta beli satelit
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menyiapkan dana sebesar US$ 250 juta atau sedikitnya Rp 2,5 triliun untuk membeli satelit dalam mendukung jaringan perseroan dari sisi teknologi informasi. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengungkapkan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan performa bisnis perseroan.BRI sudah mengajukan permohonan izin untuk penyediaan slot kavling orbit satelit di angkasa, kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika. Saat ini, bank pelat merah tersebut masih menunggu keluarnya izin tersebut."Kami memang merencanakan beli satelit sendiri, masih menunggu izin kavlingnya turun dari Kemenkominfo. Kalau sudah ada izinnya, kami langsung buat," ujar Sofyan di Jakarta, Rabu (22/1).Sofyan menjelaskan, untuk aktivitas komunikasi dan data, BRI menyewa 20-22 transponder kepada sejumlah provider, termasuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, PT Citra Sari Makmur dan sejumlah provider lain. Sayangnya dari sejumlah provider tersebut hanya tiga yang memiliki satelit.Sedangkan, saat ini BRI memiliki memiliki 22.000 titik yang perlu disuplai jaringannya. Titik tersebut terdiri dari kantor cabang dan anjungan tunai mandiri (ATM) milik perseroan. Karena hanya tiga satelit, sering jaringan ATM BRI bermasalah."Ketika ATM minta maaf tidak bisa beroperasi, masalahnya bukan dari sistem BRI, tapi sinyal dari satelit," ujar Sofyan.Nah, hal inilah yang menjadi latar belakang BRI ingin memiliki satelit sendiri. Menurut Sofyan, dengan memiliki satelit sendiri, BRI akan lebih fokus memberikan layanan kepada nasabah. Jika permohonan izin tersebut dikabulkan, perseroan tetap membutuhkan waktu pengadaan satelit sampai dua tahun hingga akhirnya dapat beroperasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News