BRI telah salurkan kredit ke sektor keuangan berkelanjutan sebesar Rp 579 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengimplementasikan keuangan berkelanjutan atau environmental, social dan corporate governance (ESG).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, investasi ESG di BRI pada Maret 2020 masih senilai Rp 709 miliar. Namun kini, nilai itu naik menjadi Rp 2,15 triliun pada Maret 2021. 

“Sampai saat ini, kita masih ada outstanding sustainability bond yang diterbitkan pada 2019. Pada Maret 2021, sebanyak 64,7% kredit BRI atau senilai Rp 579,7 triliun disalurkan kepada kegiatan usaha berkelanjutan,” ujar Sunarso dalam paparan virtual pada Selasa (27/7).


Ia merinci, penyebaran kredit kepada sektor terkait ESG paling besar ke sektor usaha mikro senilai Rp 490,8 triliun. Energi terbarukan sebanyak 15,7 triliun, pollution prevention and control sebesar Rp 2,4 triliun. Clean transportation sebanyak Rp 18,3 triliun dan green building senilai Rp 2,8 triliun.

Baca Juga: Targetkan penyaluran kredit UMKM hingga 85%, begini strategi BRI

Selain itu, environmentally sustainable management of living natural resources and land use senilai Rp 39,1 triliun. Terrestrial and aquatic biodiversity conservation Rp 714 miliar. Sustainable water and wastewater management Rp 673 miliar. Eco-efficient product, production technologies and processes Rp 9 triliun. Begitupun pada projek terkait ESG lainnya senilai Rp 290 miliar. 

Sunarso melanjutkan, dengan mengimplementasikan keuangan berkelanjutan, kinerja emiten dengan kode saham BBRI ini masih bisa bertahan di tengah pandemi. Tecermin aset BRI tumbuh 6,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1.374,38 triliun. Sedangkan kredit tumbuh 1,4% yoy menjadi Rp 896,51 triliun. 

“Lebih spesifik, kredit yang bisa tumbuh itu segmen mikro, kita mengedepankan asas equality yang kecil-kecil itu kayak untuk mendapat pembiayaan. Saat ini, segmen mikro lah yang mampu tumbuh 16% yang kemudian berkontribusi pada pertumbuhan total 1,4%,” tambah Sunarso.

Sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) BRI masih tumbuh 5,6% yoy menjadi Rp 1.033,25 triliun. Adapun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bisa dijaga di level 3,12%. Ia mengaku ada peningkatan loan at risk (LAR) yang terdampak pandemi di level 28,84%. 

Baca Juga: Kantongi restu rights issue 28 miliar saham, ini hasil lengkap RUPSLB BRI (BBRI)

Editor: Noverius Laoli