JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) benar-benar serius menantang PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) dalam menyalurkan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tak tanggung-tanggung, Bank Mandiri memasang target pertumbuhan yang fantastis. “Apalagi, kami sudah masuk terbesar kedua di UMKM setelah BRI," klaim Direktur
Commercial and Business Banking Bank Mandiri, Sunarso. Tahun ini, bank dengan kode saham
BMRI itu memasang target kredit UMKM tumbuh hingga 38% menjadi Rp 78,6 triliun. Lalu di 2014, diharapkan melonjak hingga 53% ke Rp 120 triliun. Target pertumbuhan yang jauh di atas BRI.
Tapi, upaya Mandiri menyalip BRI dinilai tak semudah membalikkan tangan. “Kami memang mematok target pertumbuhan yang lebih rendah dari Mandiri, yakni hanya 22%. Tapi yang perlu diingat adalah, nominal BRI jauh mengungguli
BMRI,” ujar Direktur Bisnis UMKM BRI Djarot Kusumayakti, kepada
KONTAN, Selasa, (5/3). Di 2012, BRI berhasil menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp 260,3 triliun. Angka tersebut terdiri dari kredit mikro sejumlah Rp 160,8 triliun, kredit ritel Rp 137 triliun, dan kredit menengah Rp 16,5 triliun. Hitungan ini menunjukkan bahwa jalan Mandiri masih sangat panjang untuk mengejar kredit UMKM BRI. Katakanlah, ketika tahun ini kredit UMKM BRI mampu menembus Rp 317,5 triliun, Mandiri baru akan mencapai sekitar seperempatnya, yakni Rp 78,6 triliun. Begini jelasnya, pada 2012, Mandiri menyalurkan kredit kepada segmen tersebut sebesar Rp 57 triliun. Pendanaan itu dialirkan ke 60.000 debitur mikro sejumlah Rp 19 triliun, dan 814.000 debitur Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebanyak Rp 38 triliun. Meski masih di atas Mandiri, BRI tak mau santai. Tahun ini, bank dengan kode saham BBRI itu akan meningkatkan pangsa UMKM dengan memudahkan aksesibilitas sistem perbankan bagi nasabah. “Ini konsep dasar dalam memenuhi kebutuhan mikro,” ucap Djarot.
BRI juga akan menambah paling sedikit 500
outlet mikro baru atau yang disebut dengan Teras BRI, dari yang sudah ada sebanyak 1.778 unit di 2012. Kemudian, bank yang tahun lalu berhasil meraup laba Rp 18,5 triliun ini akan mengoptimalkan
outlet yang sudah ada dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten. Djarot mengklaim bahwa BRI merupakan satu-satunya bank yang memberikan layanan penuh pada segmentasi mikro. Dikatakannya bahwa BRI menggunakan dana mikro untuk menyalurkan kredit mikro. “Uangnya tidak diambil dari kota,” sebutnya. Terlebih, menurutnya BRI sudah puluhan tahun memfokuskan diri di kelas UMKM. Djarot mengatakan, untuk menjadi bank yang besar dengan menyasar kelas tersebut khususnya mikro, dibutuhkan pengalaman yang cukup. “Karena nasabah memiliki keunikan. Hal seperti itu tidak ada di buku non mikro,” ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: