BRI yakin fee based di semester dua naik 50%



JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) berharap bisa mencatat pertumbuhan pendapatan komisi alias fee based income hingga 50% di semester dua tahun ini. Keyakinan bank spesialis kredit mikro ini mengacu pada proyeksi pertumbuhan fee based di semester satu yang diperkirakan naik 40,3%. Menurut Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, peningkatan fee based BRI terutama ditunjang oleh transaksi dari layanan electronic channel alias e-channel. "Ada juga sumber fee based lainnya seperti deposit administration fee, loan administration fee, trade finance, dan lainnya," terang Budi kepada KONTAN, Selasa (14/7). Meski punya proyeksi pertumbuhan tinggi, Budi menilai, fee based belum menjadi sumber utama keuntungan BRI. Budi bilang, fee based hanyalah salah satu penopang pendapatan saja. Apalagi, lanjut dia, per Maret lalu, porsi fee based terhadap total pendapatan BRI baru mencapai 7,6%. "Tapi, kami harapkan kontribusinya terus meningkat," tambah Budi. Sebelumnya, Asmawi Syam, Direktur Utama BRI mengatakan, pihaknya akan memperbesar porsi fee based income menjadi 10%-15% terhadap total pendapatan, dari porsi pendapatan komisi sebesar 6%. “Kami memproyeksikan pertumbuhan fee income sebesar 20% pada tahun ini,” katanya. BRI mencatat pertumbuhan fee income sebesar 24,9% menjadi Rp 6,1 triliun per Desember 2014, dibandingkan posisi Rp 4,9 triliun per Desember 2013. Kontribusi fee terbesar dari komisi administrasi sebesar 57,0%, kemudian fee dari e-banking sebesar 19,9%, dan fee dari trade finance sebesar 8,9%. Asmawi menambahkan, strategi untuk mencapai target fee income adalah menambah jumlah electronic channel (e-channel) sebanyak 79.022 sehingga menjadi 231.445 e-channel. Kemudian, BRI akan menambah 29.317 agen BRILink sehingga total mencapai 50.000 agen, serta menambah 29.662 outlet sehingga memiliki 60.759 outlet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan