BRIS hingga SIDO jadi jawara di Kompas100, simak rekomendasi saham berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Kompas100 yang menjadi salah satu indeks dalam penyusunan portofolio masih memberikan return -20,05% sejak awal tahun atau secara year-to-date. Meski demikian, sejumlah saham konstituen indeks ini masih membukukan kinerja yang prima.

Mengutip Bloomberg, Jumat (30/10), saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) menjadi saham dengan penguatan yang paling signifikan, yakni mencapai 274,24% sejak awal tahun. Disusul oleh saham PT Indofarma Tbk (INAF) yang menguat 260,92% dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang menguat 152,0% sejak awal tahun.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, naiknya harga saham BRIS terdorong sentimen merger bank-bank syariah milik negara. Adapun aset bank syariah akan dilebur menjadi satu untuk melahirkan satu raksasa perbankan syariah.


Sementara saham INAF dan KAEF terdorong oleh sentimen sektoral karena kedua emiten ini bergerak di bidang farmasi, khususnya terkait kemajuan penemuan vaksin. Terlebih, kedua emiten ini tengah bekerjasama dengan perusahaan teknologi kesehatan asal Uni Emirat Arab, yakni G42 Healthcare Holding untuk teknis kerja sama distribusi calon vaksin Covid-19.

Baca Juga: Saham-saham ini paling cuan di bulan Oktober, analis sarankan hati-hati

Mengutip pemberitaan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam Pasal 1 misalnya, Presiden resmi membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) untuk selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut Tim Pengembangan Vaksin Covid-19. Tim ini  berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Saham farmasi lain, yakni PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) juga masuk dalam 10 besar penghuni Indeks Kompas100 dengan kinerja prima, yang kenaikannya mencapai 25,49% sejak awal tahun. “SIDO juga didorong oleh sentimen dari domestik akan kebutuhan obat-obatan dan suplemen,” ujar Hendriko, Jumat (30/10).

Baca Juga: IHSG Naik 5,29% Sepanjang Oktober, Saham Top Gainers Ini Naik Puluhan Persen

Mengutip laporan keuangan, SIDO membukukan pertumbuhan penjualan hingga 6,1% year on year (yoy) menjadi Rp 2,26 triliun. Terpantau, seluruh segmen bisnis SIDO meningkat. Segmen jamu herbal dan suplemen tumbuh 0,97% menjadi Rp 1,44 triliun, segmen makanan dan minuman tumbuh 18,77% menjadi Rp 722,18 miliar, dan segmen farmasi naik 0,56% menjadi Rp 92,83 miliar.

Hendriko mengatakan, investor masih bisa mengikuti pergerakan saham INAF, KAEF dan SIDO karena masih berada pada tren kenaikan. Untuk saham INAF, level support berada di Rp 3.100-Rp 3.110 dan resistance di Rp 3.500- Rp 3.550. Untuk saham KAEF, level support berada di Rp 3.080 dan resistance di Rp 3.550- Rp 3.580. Sementara untuk saham SIDO, level support berada di Rp 750-Rp 780 dan level resistance di level Rp 830- Rp 860.

Baca Juga: Ini saham-saham dengan net buy dan net sell asing terbesar bulan Oktober

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati