JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk optimis pengadaan atau pembuatan BRISat akan rampung dalam tempo dua tahun. Dengan begitu, satelit milik bank pertama di dunia ini, dapat diluncurkan pada pertengahan tahun 2016 dan bisa langsung beroperasi."Target maksimum Juni 2016 untuk operasionalnya," ujar Direktur Utama BRI Sofyan Basir di Gedung BRI, Jakarta, Senin (28/4).Sofyan optimis pembuatan satelit yang akan dinamakan BRISat ini akan rampung dalam tempo dua tahun, sesuai dengan yang ditargetkan. Untuk pembuatannya, BRI telah menunjuk Space Systems/Loral, LLC (SSL) asal Amerika Serikat. Sementara untuk peluncurannya perseroan menunjuk Arianespace asal Perancis.Sofyan merinci, pengadaan satelit BRISat ini menelan dana sekitar US$ 230 juta - US$ 240 juta dan akan didukung 45 buah transponder. Biaya tersebut adalah untuk pembuatan satelit, penyediaan sistem stasiun bumi yang terdiri atas dua sistem kontrol satelit yaitu utama dan cadangan dan juga biaya peluncuran.Bank dengan kode emiten BBRI ini menyiapkan dana hingga US$ 250 juta, termasuk untuk asuransi satelitnya. "Persisnya bagian asuransi belum negosiasi. Sekarang masih dalam proses, belum putus. Ekspektasi kami perkirakan premi rendah karena tingkat keberhasilan perusahaan-perusahaan tersebut tinggi," ucap Sofyan.Lebih lanjut Sofyan mengungkapkan, transponder yang sudah terpakai saat ini berkisar antara 22-23 transponder. Dua tahun lagi saat peluncuran, kemungkinan transponder yang akan digunakan antara 28-30 transponder. Untuk pemerintah, BRI mengalokasikan 4 transponder. Sisanya, kata Sofyan, dapat dimanfaatkan dengan sistem pinjam-pakai untuk instansi pemerintah lainnya.BRI Sat kelak akan menjangkau wilayah layanan Indonesia dan negara-negara ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian China, sebagian Pasifik seperti Hawaii serta Australia Barat seperti Perth. Transponder akan secara khusus dialokasikan bagi kepentingan negara Indonesia.BRISat dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk komunikasi langsung dengan atau antar kantor-kantor perwakilan Indonesia di negara-negara yang terjangkau seperti China, Hong Kong, Jepang, Kamboja, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Myanmar, Taiwan, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam, Papua New Guinea dan Australia Barat.Disamping itu, kata Sofyan, BRISat akan dimiliki dan dioperasiokan sendiri oleh BRI sehingga seluruh proses enkripsi dan kontrol saluran komunikasi akan sepenuhnya dikelola oleh institusi Indonesia. Sebelumnya, BRI mengatakan sudah bisa mengoperasikan slot orbitĀ 150,5 derajat bujur timur, per 1 September 2015 mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BRISat mengangkasa Juni 2016
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk optimis pengadaan atau pembuatan BRISat akan rampung dalam tempo dua tahun. Dengan begitu, satelit milik bank pertama di dunia ini, dapat diluncurkan pada pertengahan tahun 2016 dan bisa langsung beroperasi."Target maksimum Juni 2016 untuk operasionalnya," ujar Direktur Utama BRI Sofyan Basir di Gedung BRI, Jakarta, Senin (28/4).Sofyan optimis pembuatan satelit yang akan dinamakan BRISat ini akan rampung dalam tempo dua tahun, sesuai dengan yang ditargetkan. Untuk pembuatannya, BRI telah menunjuk Space Systems/Loral, LLC (SSL) asal Amerika Serikat. Sementara untuk peluncurannya perseroan menunjuk Arianespace asal Perancis.Sofyan merinci, pengadaan satelit BRISat ini menelan dana sekitar US$ 230 juta - US$ 240 juta dan akan didukung 45 buah transponder. Biaya tersebut adalah untuk pembuatan satelit, penyediaan sistem stasiun bumi yang terdiri atas dua sistem kontrol satelit yaitu utama dan cadangan dan juga biaya peluncuran.Bank dengan kode emiten BBRI ini menyiapkan dana hingga US$ 250 juta, termasuk untuk asuransi satelitnya. "Persisnya bagian asuransi belum negosiasi. Sekarang masih dalam proses, belum putus. Ekspektasi kami perkirakan premi rendah karena tingkat keberhasilan perusahaan-perusahaan tersebut tinggi," ucap Sofyan.Lebih lanjut Sofyan mengungkapkan, transponder yang sudah terpakai saat ini berkisar antara 22-23 transponder. Dua tahun lagi saat peluncuran, kemungkinan transponder yang akan digunakan antara 28-30 transponder. Untuk pemerintah, BRI mengalokasikan 4 transponder. Sisanya, kata Sofyan, dapat dimanfaatkan dengan sistem pinjam-pakai untuk instansi pemerintah lainnya.BRI Sat kelak akan menjangkau wilayah layanan Indonesia dan negara-negara ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian China, sebagian Pasifik seperti Hawaii serta Australia Barat seperti Perth. Transponder akan secara khusus dialokasikan bagi kepentingan negara Indonesia.BRISat dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk komunikasi langsung dengan atau antar kantor-kantor perwakilan Indonesia di negara-negara yang terjangkau seperti China, Hong Kong, Jepang, Kamboja, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Myanmar, Taiwan, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam, Papua New Guinea dan Australia Barat.Disamping itu, kata Sofyan, BRISat akan dimiliki dan dioperasiokan sendiri oleh BRI sehingga seluruh proses enkripsi dan kontrol saluran komunikasi akan sepenuhnya dikelola oleh institusi Indonesia. Sebelumnya, BRI mengatakan sudah bisa mengoperasikan slot orbitĀ 150,5 derajat bujur timur, per 1 September 2015 mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News