British American Tobacco dan Bentoel Group Terus Mendorong Program ESG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. British American Tobacco (BAT) menerbitkan Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan Gabungan dalam bidang ESG secara global.

Laporan ini menyoroti soal tujuan keberlanjutan dan kontribusi Indonesia dalam hal keberlanjutan bisnis dan Bentoel Group yang merupakan bagian dari BAT masih on track dalam mengembangkan upaya-upaya keberlanjutan ESG-nya

Dalam laporan tesebut tercatat ada bidang-bidang penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Bukan hanya BAT yang menerapkannya, Bentoel Group pun juga terus menggenjot soal ESG.


Misalnya saja, BAT mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai dengan perkembangan sains mengenai iklim.

Tercatat, pengurangan emisi gas rumah kaca dalam Scope 1 dan 2 sebesar 33,1% pada 2023, dan pengurangan emisi dalam Scope 3 sebesar 12,48% pada 2022 dibandingkan dengan data awal di 2020.

Sementara Bentoel Grup mencatatakan telah mengurangi emisi gas rumah kaca Scope 1 dan 2 sebesar 83% di 2023.

Angka ini berhasil diraih melalui berbagai inisiatif, seperti penggunaan 100% energi terbarukan dengan menggunakan solar panel berkapasitas 2,5 megawatt didukung oleh pembelian sertifikat energi terbarukan.

Baca Juga: Telkomsel Gelar NextDev Summit 2024, Berfokus Pada Implementasi ESG

Bentoel juga menginisiasi Gerakan Mobilitas Hijau, sebuah komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mempromosikan kendaraan hemat bahan bakar.

Mereka juga mendorong praktik-praktik ramah lingkungan untuk menekan konsumsi energi pada aktivitas operasional perusahaan.

Lantas, BAT melaporakan, perusahaannya telah melakukan pengurangan limbah ini mencapai 8,2% dibanding data awal di 2017, sehingga target pengurangan 25% tercapai lebih cepat.

Di samping itu, tercatat 94% bahan yang digunakan untuk kemasan terbuat dari bahan yang dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau dijadikan kompos.

Untuk urusan pengolahan limbah, Bentoel Group telah berhasil mencapai status zero waste to landfill sejak tahun 2022. Bentoel juga mencatatakan bahwa 100% limbah tidak berbahaya telah didaur ulang.

BAT juga mencatat, terjadi pengurangan penggunaan air dalam kegiatan operasionalnya sebesar 39,2% dibanding data awal 2017). Itu artinya target pengurangan 35% tercapai dua tahun lebih cepat.

Sebanyak 93,3% petani di dalam Thrive Supply Chain melakukan penanaman menanamjenis tanaman lain untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Baca Juga: Bank JTrust Luncurkan Produk Tabungan Green Savings

Pada 2023, untuk Bentoel Group sudah mencoba mendaur ulang dan menggunakan kembali 31% air yang telah digunakan di pabriknya di Malang. Bentoel terus meningkatkan sertifikasi AWS (Alliance for Water Stewardship), yang telah diperoleh perusahaan sejak 2022.

BAT melaporkan, upaya mencapai target keanekaragaman hayati tetap terjaga (on track), termasuk 68,8% reboisasi area hutan yang sebelumnya menjadi rantai pasok tembakau kami pada 2025.

Lantas, BAT memajukan program pencegahan akses di bawah umur dan prinsip pemasran internasional ke dalam standar perilaku bisnis.

Dari sisi Bentoel Grup sendiri untuk urusan sosial yang sudah dilakukan gerakan inklusi digital. Pada 2023, Bentoel Group melanjutkan komitmennya dalam pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui berbagai inisiatif sosial dan pengembangan ekonomi lokal.

Dian Widyanarti, Head of Corporate and Regulatory Affairs Bentoel Group, mengatakan, setiap industri bertanggungjawab untuk berkontribusi mewujudkan masa depan Net Zero.

Bentoel Group pun sangat bangga dengan kemajuan yang telah dicapai secara global, tidak hanya dalam menerapkan target-target penting dan menjalankan program-program untuk mencapainya, tapi juga dalam mempercepat terwujudnya berbagai target yang telah berhasil mereka lakukan.

"Kami terus berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan inisiatif ESG di Indonesia guna memberikan dampak nyata dan berkontribusi pada upaya global untuk mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan," ujar Dian, Kamis (16/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Francisca bertha