Broker properti wajib logo "It's Time to Buy"



JAKARTA. Berbagai cara ditempuh demi pulihnya minat pembeli dan bergairahnya sektor properti. Mulai dari memberikan potongan harga dan pembayaran bunga nol persen oleh pengembang hingga yang berbau simbolis.

Apa yang dilakukan oleh DPD Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta cukup menarik, dan menyita perhatian publik. 

Mereka mewajibkan kepada seluruh anggotanya yang berjumlah 390 kantor untuk memasang logo "It's Time to Buy" atau Saatnya Beli pada seluruh produk properti yang dipasarkan. 


"Kewajiban ini diberlakukan untuk pemasaran produk properti baik primer langsung dari pengembang, maupun sekunder," ujar Ketua DPD AREBI DKI Jakarta, Lukas Bong, sebelum diskusi "Dampak Kebijakan Pajak 2016 dan Sertifikasi Profesi Terhadap Bisnis Properti" di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Strategi pemasangan logo "It's Time to Buy" bertujuan untuk menggairahkan kembali bisnis properti dan meningkatkan omset para agen setelah dua tahun berturut-urut mengalami kelesuan akibat perlambatan ekonomi.

Logonya pun dibuat menarik perhatian. Warna dasarnya merah cabai dengan kombinasi tulisan "It's Time to Buy" berwarna putih. Mirip kampanye iklan maskapai penerbangan ekonomi Nasional.

Sekaranglah, kata Lukas, saat yang tepat membeli properti. "It's Time to Buy" merupakan simbol atau representasi tidak terpaku pada keadaan alias terus bergerak memasarkan properti.

"Karena saat ini adalah saat yang tepat membeli properti. Harga sedang murah-murahnya. Ada potensi kenaikan tinggi ketika ekonomi pulih. Kalau harga sudah tinggi, tidak menarik lagi untuk investasi karena marjin keuntungannya kecil," papar Lukas.

Pemasangan logo "It's Time to Buy diakui Lukas cukup efektif meningkatkan volume transaksi penjualan para boker. 

Hingga Februari 2016, volume transaksi naik 5 persen hingga 10 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2015.

"Saya yakin tahun ini akan jauh lebih baik. Apalagi dengan pemasangan logo 'It's Time to Buy' yang secara psikologis akan memengaruhi emosi calon konsumen membeli properti," tandas Lukas. (Penulis: Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan