JAKARTA. Mengetahui profil pribadi dalam berinvestasi menjadi hal mendasar dalam merancang rencana investasi. Itu yang dilakukan Bryan Tilaar, Presiden Direktur PT Martina Berto Tbk (MBTO) ketika memulai berinvestasi. Menurut pria berkacamata ini, investasi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang juga penuh risiko. Oleh sebab itu, seorang investor harus menyadari tingkat risiko yang mengikuti
return yang ingin dicapai dalam berinvestasi. Pertimbangan itu menjadi prinsip Bryan dalam mengembangkan portofolionya. Ia memulai investasi setelah menyelesaikan kuliah di bidang business administration di Amerika Serikat (AS) pada 1995. Karena belum tahu banyak soal investasi, Bryan menempatkan seluruh dananya di deposito. “Supaya bisa dapat bunga yang pasti dan likuiditasnya terjaga,” kata dia.
Ketika mulai merintis karir di Martha Tilaar Group, perusahaan rintisan sang bunda, Martha Tilaar, ia baru paham lebih jauh mengenai investasi. Bryan pun menyadari pentingnya melakukan diversifikasi keranjang investasi. Ketika itu melihat bunga deposito dalam tren menurun, Bryan beralih ke reksadana. Setelah melakukan identifikasi profil pribadi, Bryan tergolong dalam investor moderat dan sedikit agresif. Makanya, Bryan memutuskan untuk masuk ke instrumen reksadana pendapatan tetap. Dengan profil risiko itu, Bryan masih bisa menerima kehilangan nilai investasi moderat untuk memperoleh tingkat return yang lebih tinggi dalam jangka waktu panjang. Sekitar 60% dana ditempatkan di instrumen itu. Sementara, 20% dari dananya ia tempatkan di reksadana saham. "Karena risiko reksadana pendapatan tetap lebih kecil dari reksadana saham, saya berencana menambah portofolio di situ," kata dia. Bryan juga sempat menjajal berinvestasi di properti. Sekitar 5% dana investasi ia tanamkan disitu. Namun, sayang, daerah tempat properti yang ia pilih, tidak berkembang. Sehingga, investasi di properti tidak menjadi favorit Bryan. Karena alasan itu, ia tidak akan menambah kue portofolio di properti. Identifikasi profil Idealnya, menurut Bryan, properti disewakan untuk membayar cicilan utang. "Tapi, itu merepotkan dan tidak menguntungkan buat saya," ujar dia.Saat ini, Bryan merasa puas dengan portofolio investasi yang telah dimiliki. "Saat ini saya juga sedang mempertimbangkan untuk melakukan investasi di komoditas emas," kata dia. Tidak lupa Bryan juga menyiapkan asuransi untuk masa pensiun. Bryan mencari produk investasi yang sekaligus menyediakan fasilitas asuransi. Pemahaman dia, uang harus bekerja untuk manusia, bukan sebaliknya. Karena fisik manusia punya keterbatasan. Itu yang membuat pria ini berpikir panjang untuk menyiapkan dana pensiun. Bryan sadar, berinvestasi bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, investasi bisa menguntungkan tapi juga dapat merugikan, jika tidak bisa melakukan manajemen resiko. Ia juga merasakan pentingnya belajar mengenai instrumen investasi sejak dini supaya bisa merancang portofolio yang solid.
Bagi investor pemula, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah identifikasi profil pribadi. Selain itu, mengetahui kondisi keuangan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan menyisihkan dana untuk investasi. "Aturan utama dalam investasi adalah jangan sampai meminjam uang dengan kegiatan itu. Harus menggunakan dana menganggur," kata dia.Ia menilai, reksadana merupakan instrumen investasi yang paling tepat bagi seseorang yang baru mulai berinvestasi. Seperti pengalamannya, reksadana memungkinkan Bryan mengelola portofolio tanpa harus mengawasi perkembangan pasar modal setiap hari. Yang jelas, kata Bryan, investor harus memiliki plan jangka panjang, agar tidak panik jika sedang merugi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini